Jumat 10 Feb 2023 11:23 WIB

Resmikan Pabrik Pupuk di Aceh, Jokowi Minta Atasi Kelangkaan

Jokowi harap produksi PT PIM bisa maksimal hingga mencapai 1,14 juta ton.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Lida Puspaningtyas
PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), produsen pupuk anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), berhasil mengoperasikan kembali Pabrik Amoniak-1 atau proses reaktivasi PIM-1. Pabrik ini siap beroperasi kembali setelah 10 tahun berhenti karena terkendala pasokan bahan baku maupun kendala teknis di lapangan.
Foto: istimewa
PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), produsen pupuk anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), berhasil mengoperasikan kembali Pabrik Amoniak-1 atau proses reaktivasi PIM-1. Pabrik ini siap beroperasi kembali setelah 10 tahun berhenti karena terkendala pasokan bahan baku maupun kendala teknis di lapangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pabrik NPK PT. Pupuk Iskandar Muda di Kabupaten Aceh Utara, Jumat (10/2/2023). Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan, kebutuhan pupuk di dalam negeri sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan yang saat ini tengah melanda di hampir semua negara.

Krisis pangan terjadi karena adanya perubahan iklim dan juga masalah pupuk akibat perang Ukraina dan Rusia yang menjadi produsen pupuk dunia. Kondisi ini pun mengguncang sisi pertanian di hampir semua negara sehingga produksinya menjadi menurun dan menyebabkan kenaikan harga.

Baca Juga

“Tetapi ingat bapak ibu sekalian, hampir di semua negara sekarang ini harga pangan naik sangat drastis sekali. Problemnya adalah karena perubahan iklim, yang kedua adalah masalah pupuk karena perang di Ukraina, karena produsen pupuk Rusia, produsen pupuk Ukraina itu sangat gede sekali,” ujar Jokowi.

Sementara itu, kebutuhan pupuk di Indonesia saat ini mencapai 13,5 juta ton dan baru terpenuhi 3,5 juta ton. Saat meninjau ke berbagai daerah dan bertemu para petani, Jokowi mengaku selalu menerima keluhan terkait langkanya stok pupuk dan juga harganya yang tinggi.

Jokowi mengatakan, di Aceh sendiri terdapat dua pabrik pupuk yang telah berhenti beroperasi sejak 2005 lalu, yakni PT Aceh Asean Fertilizer dan juga PT Pupuk Iskandar Muda karena masalah gas yang menjadi bahan baku produksi pupuk. Karena itu, ia menugaskan Menteri BUMN Erick Thohir untuk kembali menjalankan operasional kedua pabrik pupuk tersebut.

“Apakah kita kalau ga cukup gas kita dari dalam negeri, apakah ga bisa kita impor agar pabriknya ini jalan. Saya ga tau, berpuluh tahun bertahun-tahun kita diamkan aja aset sebesar ini. Itulah yang saya tugaskan saat itu kepada Menteri Erick Thohir untuk bisa dijalankan dua-duanya. Tapi ini baru dijalankan yang PIM-nya, AAF masih ada banyak masalah yang harus dilihat dan dihitung,” ujar Jokowi.

Ia pun mengakui harga gas saat ini masih mahal. Namun jika nantinya harga gas sudah mulai turun, ia meminta agar masalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Jokowi kemudian meminta agar Kementerian BUMN dan PT Pupuk Iskandar Muda betul-betul berkomitmen mencari solusi untuk menyelesaikan masalah gas tersebut.

“Karena kuncinya ada di situ. Sehingga keluar betul nanti output terpasang sesuai yang kita inginkan, 570, 570, sekarang keluarnya kira-kira berapa pak? 500,” ujarnya.

Dengan peresmian Pabrik NPK PT Pupuk Iskandar Muda ini, Jokowi berharap bisa mengatasi masalah kelangkaan pupuk di dalam negeri. Ia mengatakan, nilai investasi untuk mengoperasikan kembali PT Pupuk Iskandar Muda mencapai Rp 1,7 triliun, baik untuk industri pupuk NPK maupun untuk sarana pelabuhan.

Jokowi berharap, kapasitas produksi PT PIM pun bisa dijalankan secara maksimal hingga mencapai 1,14 juta ton.

“Sehingga keluhan-keluhan yang ada di petani bisa kita selesaikan. Kalau ndak, misalnya ndak lari juga ekspor sangat berpeluang sekali untuk kita kembangkan,” tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement