Terungkap, Penyebab Kenaikan Harga Beras dan Minyak Goreng
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Beberapa merk minyak goreng dijual pedagang Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Rabu (1/2/2023). Keberadaan minyak goreng kemasan Kementerian Perdagangan, Minyakita di Pasar Beringharjo mulai langka. Ada beberapa pedagang memiliki stock Minyakita hanya sedikit. Harga Minyakita yang awalnya Rp 14 ribu kini mencapai Rp 16 ribu per liter. Imbasnya pembeli mulai membeli minyak goreng curah yang dijual dengan harga Rp 14.500 per liter. | Foto: Republika/Wihdan Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para pedagang mengungkap beberapa faktor yang memicu lonjakan harga komoditas beras dan minyak goreng di beberapa pasar tradisional yang ada di ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang.
Mereka menyampaikan langsung kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menyempatkan turun ke pasar guna memantau kondisi harga dan stok sejumlah komoditas pemicu inflasi.
Dari informasi yang didapatkan langsung dari sejumlah pedagang, faktor cuaca dan hama masih menjadi kendala bagi kelancaran pasokan hingga harga beras terus mengalami kenaikan di tingkat konsumen.
Sedangkan seretnya pasokan minyak goreng kemasan rakyat atauj Minyakita telah mengakibatkan harga di tingkat konsumen tak kunjung turun mendekati harga eceran tertinggi (HET) Pemerintah.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan, dari temuan di lapangan ada beberapa faktor penyebab kenaikan harga, seperti yang disampaikan para pedagang di sejumlah pasar di Kota Semarang, dimana banjir dan hama masih menyebabkan harga beras naik.
"Kami cek juga dari beberapa tempat alasannya sama, maka selebihnya kami akan melakukan kontrol terhadap hasil-hasil panen, termasuk para pedagang dan sekitarnya,” ungkapnya, di Semarang, Jumat (10/2).
Sedangkan untuk stok minyak goreng curah, kata Ganjar, masih tersedia di pasar. Meski demikian, harga minyak goreng curah sudah mulai naik dan produk Minyakita hilang di pasaran. Harga minyak goreng curah saat ini berkisar Rp 16 ribu sampai Rp 16.500 dan untuk merek kemasan tertentu harganya ada yang mencapai Rp 17 ribu.
"Maka kalau kemarin kami rapat pengendali inflasi, ternyata memang satu harga berasnya naik, dua memang minyak goreng naik dan Minyakita tidak ada," ujarnya.
Oleh karena itu, gubernur akan meminta kepada Pemerintah Pusat untuk segera memasok Minyakita. "Ini untuk kebutuhan operasi pasar guna menstabilkan harga di tingkat konsumen," katanya.
Pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, lanjutnya, juga terus berkoordinasi dengan Bulog guna menghitung stok beras yang ada. Pada saat yang sama Satgas Pangan juga diminta bergerak mencari penyebab dari kenaikan harga dua komoditas (beras dan minyak goreng) ini.
Gubernur juga akan mengecek beberapa daerah yang sudah panen, apakah ini terkait dengan suplai atau dengan yang lainnya. Apakah ada yang menampung stoknya atau tidak. "Kami juga akan komunikasi dengan satgas pangan yang kemarin juga menemukan dugaan penimbunan di Kendal, mudah-mudahan tidak ada siapapun yang bermain atau berspekulasi dalam situasi seperti sekarang ini," katanya.