REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- CEO A22 Sports Management Bernd Reichart menilai Liga Super Eropa (ESL) dapat meningkatkan pendapatan klub dan akan memberi kontrol yang lebar besar bagi elemen sepak bola Benua Biru.
"Saya pikir ini untuk kepentingan seluruh industri," kata Reichart dikutip dari Reuters, Jumat (10/2/2023).
A22 merupakan perusahaan yang dibentuk untuk menggelar kompetisi ESL yang diklaim bisa menandingi eksistensi serta pamor Liga Champions.
Reichart menjelaskan, potensi awal pembentukan Liga Super Eropa mendapat penolak besar dari UEFA. Ia pun mengatakan, format baru nantinya akan menjadi kompetisi yang lebih terbuka.
Tim yang tampil akan ditentukan dari posisi pada kompetisi domestik atau persis seperti Liga Champions. ESL juga mencoba menjalankan kompetisi ini menjadi lebih menarik.
"Saat ini kompetisi Eropa tak memenuhi potensi mereka," ujar Richart.
Mengenai versi terbaru ESL, ia mengklaim akan melibatkan 60 hingga 80 klub dalam format multi-divisi. Di samping itu, fokus mereka pada peningkatan aspek olahraga.
"Pembicaraan kami juga telah memperjelas bahwa klub sering merasa tidak mungkin untuk berbicara secara terbuka menentang sistem yang menggunakan ancaman sanksi untuk menggagalkan oposisi. Apakah klub setuju atau tidak akan alternatif serta inovasi, reformasi lebih," kata dia.
Lebih lanjut Reichart menyebut, bagaimana ESL menjadi kompetisi terbuka dengan kualifikasi sebagai hasil kinerja di tingkat nasional.