Jumat 10 Feb 2023 17:35 WIB

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Aceh, Jokowi Serahkan KUR 2023

Pemerintah menyalurkan pembiayaan KUR Rp 3 triliun untuk Provinsi Aceh.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (tengah) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kanan pertama) , Menteri Sekretariat Negara Pratikno (kanan kedua), Pj. Gubernur Aceh Achmad Marzuki (kiri pertama), dan Direktur Utama BSI Hery Gunardi (kiri kedua) saat Peluncuran Kartu Tani Digital dan KUR BSI dilakukan di Lapangan Komplek PIM, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Jumat (10/2/2023).
Foto: Dok Republika
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (tengah) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kanan pertama) , Menteri Sekretariat Negara Pratikno (kanan kedua), Pj. Gubernur Aceh Achmad Marzuki (kiri pertama), dan Direktur Utama BSI Hery Gunardi (kiri kedua) saat Peluncuran Kartu Tani Digital dan KUR BSI dilakukan di Lapangan Komplek PIM, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Jumat (10/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerahkan kredit usaha rakyat (KUR) tahun 2023 sekaligus meluncurkan kartu tani digital untuk pupuk bersubsidi pada Jumat (10/2/2023) di halaman Stadion PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), Kabupaten Aceh Utara. Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan, penyediaan pembiayaan KUR dari Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp 3 triliun untuk Provinsi Aceh merupakan angka yang besar untuk meningkatkan perekonomian di Aceh.

“Sekarang BSI, Bank Syariah Indonesia untuk seluruh Tanah Air menyediakan Rp 14 triliun pembiayaannya, Rp 14 triliun dibagi 38 provinsi yang kita miliki. Aceh sendiri dapat gede banget jatahnya 3 triliun rupiah. Gede lho, 14 (triliun rupiah), di Aceh sendiri dijatah Rp 3 triliun. Ini juga patut kita syukuri,” ucap Jokowi.

Baca Juga

Jokowi menilai, Provinsi Aceh memiliki potensi besar di sejumlah sektor seperti perdagangan, perikanan, pertanian, dan perkebunan. Namun ia menyayangkan operasional sejumlah perusahaan pupuk di provinsi tersebut sempat berhenti sejak 2005.

“Saat dulu saya bekerja tahun 1985, 1986, 1987, 1988, semua ini hidup, ekonomi Aceh juga kelihatan gerakannya tapi karena gasnya habis tutup semua. Pabrik gede-gede tutup semua. Kalau tutup semua artinya apa? PHK semua. Kalau PHK semuanya artinya apa? Uang yang beredar di masyarakat ini jadi berkurang,” kata Jokowi.

Ia melanjutkan, peredaran uang di suatu daerah menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Jokowi menyebut, dengan adanya penyediaan pembiayaan KUR, Provinsi Aceh dapat memperkuat dan mengembangkan perekonomiannya.

“Ekonomi akan tumbuh kalau sebuah negara, atau sebuah provinsi, atau sebuah daerah itu peredaran uangnya makin banyak. Sehingga kalau tadi dijatah oleh Pak Dirut Rp 3 triliun itu akan men-trigger, memperkuat, mengembangkan ekonomi di Aceh,” ucap dia.

Lebih lanjut, Jokowi menuturkan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh pada 2022 mencapai 4,21 persen. Capaian itupun juga patut untuk disyukuri.

“Kita juga patut bersyukur alhamdulillah di 2020 di Aceh ekonomi tumbuhnya minus, minusnya 0,37 (persen) dan tahun kemarin 2022 ekonomi Aceh sudah tumbuh plus 4,21 (persen). Ini patut kita syukuri, jangan lupa bersyukur, jangan lupa nikmat yang diberikan Allah pada kita dari minus 0,3 (persen) menjadi plus 4,2 (persen). Sekali lagi ini patut kita syukuri,” ujarnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Pj. Gubernur Aceh Achmad Marzuki, dan Pj Bupati Aceh Utara Azwardi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement