REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengonfirmasi, pihaknya masih mendalami penyebab pasien suspek gagal ginjal akut yang terjadi di DKI Jakarta pada awal 2023. Saat ini masih dilakukan upaya investigasi untuk mengungkapnya lebih jelas.
"Kami berproses dengan tim pusat karena pasien kan dirawat di rumah sakit vertikal, kami bersama-sama dengan tim rumah sakit vertikal, dari Kementerian Kesehatan, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), dan pihak terkait untuk melakukan investigasi," kata Widyastuti kepada wartawan, Jumat (10/2/2023).
Mengenai kondisi pasien suspek gagal ginjal, Widyastuti memastikan pihaknya selalu memantau yang bersangkutan. Namun, dia tidak menjelaskan lebih detail mengenai kondisinya. "Kami pantau (pasien suspek)," singkatnya.
Untuk tidak menimbulkan kesimpangsiuran, dia menyebut nantinya akan ada rilis satu pintu agar informasi yang beredar tidak membingungkan. Hal itu berkaitan dengan adanya perbedaan data antara Labkesda Jakarta dengan BPOM mengenai hasil pemeriksaan soal praxion, obat sirup yang dikonsumsi pasien.
Ditanya lebih lanjut mengenai peredaran obat sirup yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal, Widyastuti mengatakan hal itu merupakan kewenangan dari BPOM. "Itu nanti kewenangannya di BPOM yang akan menyampaikan. Untuk kewenangan nyetop atau narik obat, BPOM," tegasnya.
Untuk mengantisipasi munculnya kembali kasus gagal ginjal, Widyastuti menyatakan telah mengeluarkan rilis, diantaranya mengimbau masyarakat untuk memberikan obat yang sesuai dengan anjuran dari BPOM.
"BPOM tentunya punya mekanisme itu, kami selaku di Dinas Kesehatan tentu menjaga warga dan menetapkan di fasilitas kesehatan kita untuk kehati-hatian dan sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) yang ada," terangnya.
Sebelumnya diketahui, Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi adanya perbedaan hasil uji Labkesda DKI Jakarta dam BPOM terkait peredaran obat sirup Praxion yang diduga menjadi penyebab kasus baru gagal ginjal akut pada anak.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pada dua lab tersebut berbeda kesimpulan mengenai obat sirup yang beredar di masyarakat dengan dugaan tercemar senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Hasil Labkesda DKI Jakarta memberi indikasi positif tercemar EG dan DEG, sementara BPOM sebaliknya.
Kasus baru gagal ginjal tercatat ada dua kasus pada Januari 2023. Satu kasus terkonfirmasi gangguan gagal ginjal akut dan meninggal dunia, sementara satu pasien lainnya suspek gagal ginjal akut dan masih dirawat di RSCM.