Jumat 10 Feb 2023 21:43 WIB

Kepala BKKBN Ungkap Konsekuensi di Balik Pilihan Childfree

Pertumbuhan penduduk menjadi minus dan negara diisi oleh orangtua.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi keluarga dengan satu anak. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, turut berkomentar perihal pilihan untuk tidak mempunyai anak alias childfree.
Foto: freepik
Ilustrasi keluarga dengan satu anak. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, turut berkomentar perihal pilihan untuk tidak mempunyai anak alias childfree.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, turut berkomentar perihal pilihan untuk tidak mempunyai anak alias childfree. Menurut Hasto, ada konsekuensi secara umum dan khusus yang harus dibayar apabila childfree diterapkan.

"Pertama, secara populasi, artinya pengaruh terhadap populasi penduduk secara keseluruhan itu sangat negatif. Karena kalau orang itu berprinsip childfree, maka di suatu negara itu akan mengalami yang namanya zero growth atau bahkan minus growth," ujar Hasto kepada Republika.co.id, Jumat (10/2/2023).

Baca Juga

Kondisi tersebut akan membuat pertumbuhan penduduk di negara itu minus, yang mana semakin lama dapat menyebabkan penduduknya semakin habis. Sebelum mencapai titik itu, negara tersebut juga akan melalui suatu masa di mana orang berusia tuanya banyak, tapi tidak ada anak-anak maupun remajanya.

"Itu berbahaya. Kalau Indonesia terjadi seperti itu berbahaya sekali karena orang-orang tua di Indonesia itu pendidikannya rendah, ekonominya juga masih rendah. Sehingga kalau tidak ada yang nanggung dari anak-anaknya berbahaya," kata dia.