Kementerian LHK: Surabaya Kota Percontohan Pengolahan Sampah Jadi Listrik
Red: Fernan Rahadi
Pekerja beraktivitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo di sela-sela peresmian instalasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. | Foto: MOCH ASIM/ANTARA
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI menyebut Surabaya, Jawa Timur sebagai kota percontohan pengolahan sampah jadi energi listrik.
"Apalagi kami ada program di tahun ini yaitu Zero Waste, Zero Emission Indonesia. Sehingga ini bisa menjadi kota percontohan daerah lainnya," kata Direktur Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, Kementerian LHK, Yulia Suryanti dalam keterangan tertulis di Surabaya, Sabtu (11/2023).
Pernyataan itu juga disampaikan saat kunjungannya ke instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Benowo, Surabaya pada Jumat (10/2/2023) untuk memperingati Hari Peringatan Sampah Nasional (HPSN). Ia menjelaskan pihaknya menjelaskan alasan memilih Surabaya sebagai salah satu kota rujukan di HPSN 2023.
"Karena Surabaya adalah kota pertama yang berhasil memberikan bukti nyata, dalam pengelolaan sampah menjadi energi listrik," kata Yulia Suryanti.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Benowo Surabaya ini sudah beroperasi sejak tahun 2001. Saat itu, volume sampah yang masuk dan bisa diolah di TPA seluas 37,4 hektare ini mencapai 1.600 ton per hari.
"Tapi karena pemkot ingin melakukan pengolahan secara efektif, maka peran serta masyarakat kita tingkatkan dengan 3R (reduce, reuse, dan recycle). Melalui cara ini, ternyata dapat mengurangi sampah yang masuk ke TPA Benowo sampai 20 persen," katanya.
Meskipun begitu, pihaknya masih ingin lebih efektif lagi dalam mengatasi masalah manajemen pengelolaan sampah. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya bekerjasama dengan PT. Sumber Organik. Hasil kerja sama ini pun akhirnya menghasilkan energi listrik 11 megawatt. Dengan rincian, 2 megawatt melalui metode Landfill Gas Power Plant dan 9 megawatt dari Gasification Power Plant.
"Dan itu semua sudah bisa beroperasi mulai hari ini. Dan dengan beroperasi PSEL ini, kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Tri Rismaharini, karena beliau yang membimbing dan terus berjuang tanpa mengenal lelah, sehingga ini bisa berdiri dan bisa beroperasi hari ini," katanya.
Instalasi PSEL Benowo ini dapat mengalirkan listrik kepada sekitar 5.885 rumah tangga dengan daya masing-masing 1.300 VA.