ANTARIKSA -- Serangan misterius dan dramatis dialami pesawat ruang angkasa Soyuz MS-22 Rusia yang membawa dua kosmonot dan satu astronot pada pada 14 Desember 2022. Serangan itu membuat pesawat yang menembus atmosfer Bumi sampai bocor dan kehilangan semua pendinginnya.
Belakangan, pengendali misi Roscosmos Rusia menuding penyerang adalah mikrometeoroid. Lalu, apa itu mikrometeoroid yang berani menyerang Rusia di luar angkasa?
Menurut NASA, meteoroid merupakan fragmen (puing) dari asteroid. Meteoroid bisa sangat besar, atau bisa sangat kecil. Nah, mikrometeoroid adalah puing paling kecil, partikel yang lebih kecil dari sebutir pasir.
"Setiap hari, atmosfer bumi dihantam jutaan meteoroid dan mikrometeoroid. Sebagian besar tidak pernah mencapai permukaan bumi karena mereka diuapkan oleh panas yang hebat yang dihasilkan oleh gesekan saat melewati atmosfer," tulis NASA dalam laman resminya, nasa.gov.
Karena sangat kecil, mikrometeoroid kemungkinan tidak pernah menembus atmosfer Bumi. Sementara, kilatan yang sering kita sebut sebagai bintang jatuh dan sekejap hilang adalah meteoroid yang terbakar.
Sementara di luar angkasa, tidak ada selimut atmosfer yang melindungi pesawat ruang angkasa atau spacewalker. Karena itu, serangan terhadap Soyuz sebelum merapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional bisa terjadi, bahkan tanpa dirasakan oleh para awak pesawat.
Soyuz MS-22 awalnya dijadwalkan membawa pulang tiga penghuni ISS ke bumi pada Maret nanti. Namun, kebocoran membuat Soyuz tidak bisa melakukan tugasnya.
Roscosmos berencana meluncurkan Soyuz MS-23 pada akhir Februari ini untuk menggantikan tugas Soyuz MS-22. Ia akan diluncurkan tanpa awak dan akan membawa kru MS-22, kosmonot Dmitri Petelin dan Sergey Prokopyev serta astronot NASA Frank Rubio, kembali ke Bumi pada akhir September. Sumber: Space.com