Ahad 12 Feb 2023 05:44 WIB

Menengok Jabal Ruma, tak Jauh dari Jabal Uhud

Jabal Ruma ada di Kota Madinah.

Sejumlah jamaah menaiki Jabal Ruma dekat dengan ke pemakaman Syuhada Uhud, sekitar lima kilo meter sebelah Utara kota Madinah, Ahad (13/8).  (Republika/Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Sejumlah jamaah menaiki Jabal Ruma dekat dengan ke pemakaman Syuhada Uhud, sekitar lima kilo meter sebelah Utara kota Madinah, Ahad (13/8). (Republika/Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Bagi jamaah haji atau umroh yang sedang berada di Kota Madinah, biasanya akan berziarah ke lokasi pemakaman syuhada di Jabal Uhud. Namun, tak jauh dari Jabal Uhud, ada Jabal Ruma yang suka sebaiknya diziarahi.

Jabal Ruma memang tidak sepopuler dengan Jabal Uhud. Jabal Uhud dikenal dalam dunia Islam, karena di sinilah dulunya lokasi terjadinya peperangan antara kaum muslim yang dipimpin Rasulullah SAW, melawan tentara kafir Quraisy. Pasukan kafir Quraisy saat itu dipimpin oleh Khalid bin Walid, sebelum masuk Islam. Pertempuran itu dikenal pula dengan nama Perang Uhud.

Baca Juga

Jabal Uhud, menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya peperangan itu. Jabal Uhud, menjadi saksi atas kekalahan yang dialami umat Islam, lantaran tidak disipilin menaati perintah Rasulullah SAW.

Kawasan ini dinamakan sebagai Jabal Ruma. Ada pula yang menyebutnya Jabal Rumat atau Jabal Rumah. Itu adalah suatu bukit kecil di sekitar Jabal Uhud. Saat ini, lokasinya persis di hadapan Masjid Uhud dari arah selatan. Masjid tersebut baru dibangun sejak 2015 lalu.

Awalnya, Rasulullah menempatkan pasukan pemanah berada di Jabal Ruma. Bukit yang kini tingginya sekitar 10-20 meter itu—akibat penurunan bebatuan—menjadi tempat persembunyian yang tepat bagi pasukan pemanah.

Saat perang berkecamuk, mereka menembakkan panah ke arah pasukan kafir Quraisy. Serangan itu membuat pasukan Quraisy mundur dan meninggalkan harta rampasan.

Sebelumnya, Rasulullah SAW berpesan kepada pasukan pemanah yang berjumlah 50 orang itu, agar mereka tidak menuruni bukit atau Jabal Ruma. “Apapun yang terjadi di bawah, kalah atau menang, janganlah kalian turun dan meninggalkan bukit (Jabal) Ruma,” instruksi yang diberikan Rasulullah SAW.

Namun, karena melihat pasukan Quraisy sudah mundur dan meninggalkan harta rampasan (ghanimah) yang banyak, maka mereka lupa akan pesan Rasul SAW. Mereka menuruni Jabal Ruma dan berebut harta rampasan perang. Saat itulah, Khalid bin Walid, yang terkenal memiliki strategi perang, membawa pasukannya mundur ke belakang bukit Uhud dan memutari bukit sepanjang tujuh kilometer itu.

Setelah itu, mereka kembali dan menyerang dari belakang. Pasukan muslim yang sedang berebut harta rampasan perang, dan para pemanah yang sudah tidak berada di posisinya lagi, maka kedatangan Khalid bin Walid bersama pasukannya itu membuat pasukan Muslim kewalahan hingga akhirnya mencoba mundur dari serangan tersebut.

Beberapa sahabat mencoba bertahan melawan gempuran Kafir Quraisy. Namun, mereka kalah jumlah dan posisi yang tidak menguntungkan. Akibatnya banyak pasukan Muslim yang wafat.

Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah, yang dikenal dengan Asadullah, singa Allah, tak mampu menahan gempuran. Bahkan, Hamzah wafat akibat diserang dari belakang oleh budak Hindun. Hamzah gugur dan menjadi syuhada. Sedikitnya 70 kaum Muslim wafat dalam peperangan ini dan mereka dimakamkan di Maqbarah Uhud (kuburan Uhud).

Jabal Ruma memiliki panjang sekitar 100-200 meter dengan ketinggian saat ini hanya sekitar 10-20 meter dari dasar. Banyak umat Islam yang mengunjungi dan naik ke bukit ini. Musim haji, Bukit Uhud dan Jabal Ruma menjadi destinasi yang menarik. Bahkan banyak pula yang memanfaatkannya untuk berswafoto.

Banyak kaum muslim yang salah dalam memahami Jabal Ruma. Mereka mengira, Jabal Ruma adalah Jabal Uhud. Sehingga mereka banyak berdoa di situ.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement