REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester City diduga kuat melakukan pelanggaran aturan finansial Liga Primer Inggris pada rentang waktu 2009 hingga 2018. The Citizens pun terancam mendapatkan serangkaian sanksi apabila terbukti bersalah dalam dugaan pelanggaran tersebut.
Dugaan pelanggaran The Citizens itu disebutkan secara resmi oleh otoritas penyelenggara Liga Primer Inggris, Premier League. The Citizens diduga kuat melakukan pelanggaran, terutama aturan finansial, sebanyak 115 kali pada sepanjang periode tersebut.
Sanksi yang dapat diterima The Citizens itu pun beragam. Tidak hanya soal ancaman pengurangan poin, City juga terancam dicoret dari keikutsertaan di Liga Primer Inggris. Begitu pula dengan kemungkinan pencabutan titel Liga Primer Inggris yang diraih The Citizens selama periode tersebut.
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, menuding ada peran dari sebagian besar klub kontestan di Liga Primer Inggris dalam putusan Premier League tersebut. Menurutnya, klub-klub tersebut cemburu dan iri melihat kesuksesan The Citizens, yang mampu meraih enam titel Liga Primer Inggris dalam periode tersebut.
Dalam level tertentu, rasa cemburu dan iri tersebut dianggap wajar dalam olahraga, termasuk sepak bola. Namun, kondisi tersebut menjadi tidak wajar apabila klub-klub tersebut berusaha menjatuhkan City dengan mengambil langkah-langkah lain.
''Hal itu mungkin bagian dari olahraga. Saat sebuah tim bisa meraih kemenangan, Anda tentu ingin mengalahkan mereka. Namun, apa yang sembilan tim tersebut telah lakukan, saya tidak akan bisa melupakannya. Mereka ingin mendapatkan sejumlah dana dengan lolos ke Liga Champions setelah membangun stadion,'' kata Guardiola seperti dikutip Metro, Ahad (12/2/2023).
Pelatih asal Spanyol itu merujuk pada sanksi yang diterima City pada 2020 silam. Saat itu, UEFA menjatuhkan sanksi larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua tahun buat The Citizens. Klub milik taipan asal Abu Dhabi itu dinilai melakukan pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP).
Namun, City melakukan banding ke Badan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS), UEFA akhirnya membatalkan sanksi tersebut. The Citizens pun tetap diperbolehkan untuk melanjutkan kiprah di pentas Liga Champions.
''Mereka berhak curiga, hal itu wajar. Namun, mereka juga harus menunggu. Kami bisa menghadapinya, dan pengacara kami juga bisa memberikan bukti. Itu seperti yang terjadi di UEFA. Namun, untuk saat ini, mereka bahkan tidak menunggu, tidak satu detik pun,'' ujar eks pelatih Bayern Muenchen tersebut.
Berdasarkan lansiran Sports Mole, Guardiola bahkan secara terbuka menyebutkan sembilan klub yang berusaha menjatuhkan City dengan melayangkan surat keluhan ke Premier League. Klub-klub tersebut adalah Burnley, Wolverhampton Wanderers, Leicester City, Newcastle United, Tottenham Hotspur, Arsenal, Manchester United, Liverpool, dan Chelsea.