REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Warga Auckland, Selandia Baru, diminta bersiap menghadapi dampak badai yang menerpa Norfolk Island, Australia, semalam, Sabtu (11/2/2023). Status badai Gabrielle turun dari badai siklon kategori dua menjadi sistem tekanan rendah subtropis.
Badan Penanggulangan Darurat Australia mengatakan, "angin paling merusak" dari badai yang melewati Norfolk Island tidak mengenai pulau itu. Kini fokus pindah ke Selandia Baru yang terletak 1.460 kilometer di sebelah selatan Norfolk Island.
Badan Meteorologi Selandia Baru, MetService memperingatkan dampak badai mulai terjadi pada Ahad (12/2/2023). Bulan lalu curah hujan di Auckland yang tembus rekor memicu banjir dan menewaskan empat orang.
Juru bicara MetService, Georgina Griffith mengatakan, Auckland yang berpopulasi 1,6 juta orang berada di jalur "trifecta penuh" atas hujan lebat, angin kencang, dan badai. "Jangan terkecoh bila Anda tidak terdampak sampai Selasa," katanya pada wartawan.
MetService mengatakan, angin dan hujan "mulai menyebar dari utara ke seluruh Selandia Baru." MetService menambahkan, kecepatan angin yang melintas di North Island semalam mencapai 133 kilometer per jam.
Badan Penanggulangan Keduratan Auckland memperingatkan kota itu akan diterpa angin kencang pada Ahad malam. Kecepatan akan dapat mencapai 140 kilometer per jam atau lebih kencang lagi pada Senin (13/2/2023) mendatang.
Maskapai Air New Zealand membatalkan beberapa penerbangan internasional jarak jauh pada Senin malam serta penerbangan ke Tasman dan Kepulauan Pasifik. Penerbangan domestik keluar dan masuk Auckland juga dibatalkan.
Kantor Wali Kota Auckland Wayne Brown meminta warga bersiap. Seperti mengikat barang-barang di luar ruangan dan memastikan rumah bersih dari puing-puing.
MetService mengatakan badai menerjang Cape Reinga di ujung utara North Island dan berakhir pada Ahad sore. Setelah bergerak menjauh dari Norfolk Island. Luas Norfolk Island yang terletak di Samudra Pasifik antara Kaledonia Baru dan Selandia Baru hanya 34 kilometer.
Pemerintah setempat mengatakan telah membersihkan pulau itu dari puing-puing dan pohon-pohon di jalan dan mengembalikan listrik yang terputus selama badai.
"Masih banyak pembersihan yang perlu dilakukan dan mungkin perlu waktu untuk mengembalikan layanan seperti listrik," kata Badan Penanggulangan Kedaruratan Norfolk Island.
Badan itu mengatakan sekitar 2.000 warga pulau yang sebagian besar keturunan pelaut Inggris yang memberontak di HMS Bounty pada abad ke-18 itu "sangat beruntung" badai lewat saat angin mulai reda.