Senin 13 Feb 2023 15:09 WIB

India Ingin Naikkan Ekspor Pertahanan Hingga Tiga Kali Lipat

India ingin menaikkan ekspor pertahanan menjadi 5 miliar dolar AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
India ingin menaikan ekspor pertahanannya hingga tiga kali lipat dari saat ini yang sebesar 1,5 miliar dolar AS menjadi 5 miliar dolar AS pada tahun 2024/2025.
Foto: AP/Aijaz Rahi
India ingin menaikan ekspor pertahanannya hingga tiga kali lipat dari saat ini yang sebesar 1,5 miliar dolar AS menjadi 5 miliar dolar AS pada tahun 2024/2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- India ingin menaikan ekspor pertahanannya hingga tiga kali lipat dari saat ini yang sebesar 1,5 miliar dolar AS menjadi 5 miliar dolar AS pada tahun 2024/2025. Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan India ingin mendorong manufaktur dalam negeri.

Di pameran Aero India yang digelar dua tahun sekali, India ingin mendapatkan kesepakatan pertahanan senilai 750 miliar rupee atau 9 miliar dolar AS. Maskapai India ingin menyelesaikan pembelian pesawat untuk memenuhi permintaan sipil dan menekan manufaktur pesawat dunia untuk lebih banyak memproduksi pesawat mereka di India, melalui kemitraan.  

"Hari ini, India tidak hanya pasar untuk perusahaan pertahanan, tapi juga mitra pertahanan potensional," kata Modi dalam pameran lima hari itu, Senin (13/2/2023).

"Saya mengajak sektor swasta India untuk lebih banyak berinvestasi di sektor pertahanan dalam negeri," katanya. Ia menambahkan selama puluhan tahun India merupakan importir peralatan pertahanan terbesar di dunia.

India pernah mengeskpor helikopter Dhruv yang diproduksi Hindustan Aeronautics (HAL) ke Filipina, Mauritius, dan Ekuador serta rudal jelajah supersonik produksi Rusia-India, BrahMos Aerospace, ke Filipinal. HAL juga menawarkan pesawat tempur ringan Tejas ke Malaysia.

Di Aero India yang digelar di Pangkalan Angkatan Udara India di Yelahanka dekat Bengaluru, pejabat pemerintah bersorak melihat atraksi pesawat tempur. Pesawat Rusia, Sukhoi 30 juga tampil di pameran tersebut.

India berbatasan dengan Cina dan Pakistan yang memiliki senjata nuklir. India sangat ingin memodernisasi armada angkatan udaranya yang sebagian masih pesawat era Uni Soviet. Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) sudah melobi untuk mendapatkan pasar yang lebih besar.

Invasi Rusia ke Ukraina mengharuskan India untuk mendiversifikasi pasokan alutsistanya. Terutama karena kekhawatiran pada sanksi AS, gangguan rantai pasokan Rusia dan tekanan Barat pada New Delhi untuk membatasi hubungan dengan Moskow.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement