Senin 13 Feb 2023 15:41 WIB

Kasus Diabetes Anak di Kota Bandung Naik Drastis di 2022

Kasus diabetes anak di Kota Bandung naik drastis sejak akhir 2021 hingga 2022.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nora Azizah
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan terjadinya lonjakan jumlah penderita diabetes anak di Indonesia per Januari 2023 yang mencapai 1.645 pasien.
Foto: republika
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan terjadinya lonjakan jumlah penderita diabetes anak di Indonesia per Januari 2023 yang mencapai 1.645 pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan terjadinya lonjakan jumlah penderita diabetes anak di Indonesia per Januari 2023 yang mencapai 1.645 pasien. Kenaikan ini juga terlihat di Kota Bandung. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, penderita diabetes melitus (DM) anak di 2022 melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya.  

Berdasarkan data, kasus diabetes anak usia di bawah 15 tahun di 2022 menunjukkan kenaikan signifikan, khususnya untuk DM Tipe 2 yang disebabkan tidak cukupnya insulin atau kenaikan gula darah, dengan 44 kasus dari 0 kasus di 2021. Kasus diabetes tipe dua untuk usia 15 hingga 19 tahun juga mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. 

Baca Juga

“Untuk DM tipe 1 dari 2 orang di 2021, di 2022 jadi 24 orang, kalau DM tipe 2, dari 9 orang di 2021, jadi 57 orang,” tutur Anhar saat ditemui di Yayasan Dana Sosial Priyangan Kota Bandung, Senin (13/2/2023). 

Secara lebih lanjut, dia menjelaskan, penyebab tingginya DM tipe dua di kalangan anak-anak adalah imbas dari pola hidup dan pola makan yang tidak sehat. Kenaikan gula darah yang menjadi penyebab terjadinya DM tipe dua dipastikan berasal dari tingginya asupan makanan dengan kandungan glukosa tinggi dan kurangnya aktivitas fisik. 

“Jujur secara pribadi kami khawatir dengan pola hidup anak sekarang yang mager (males gerak), karena itu angka diabetes anak cukup tinggi,” kata Anhar. 

“Dan itu disebabkan dua tahun (selama pandemi) itu mereka mager, ditambah PJJ, kemudian makanan lebih sering delivery. Jadi mereka kurang gerak. Itu mengkhawatirkan,” sambungnya. 

Sebagai solusi, Dinas Kesehatan akan meminta Dinas Pendidikan untuk memperbanyak kurikulum atau kegiatan yang mengarahkan agar anak-anak dapat lebih banyak bergerak. Meskipun dia mengakui hingga saat ini belum ada langkah atau koordinasi formal untuk upaya tersebut.  

“Memang untuk sekarang belum ada koordinasi formal kepada disdik maupun dari pemkot tapi kami akan upayakan dorong,” tegasnya.  

Sebelumnya, Wali Kota Bandung Yana Mulyana menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk menggencarkan sosialisasi tentang bahaya diabetes ke level-level sekolah. Dia juga berharap adanya peningkatan kerjasama dari pihak orang tua. Dia juga mengatakan akan berupaya menggalakkan kembali program kantin sehat di sekolah-sekolah. 

Upaya ini, kata dia, perlu diterapkan di seluruh sekolah. Dia juga menekankan krusialnya peran sekolah dalam menjamin keamanan makanan yang dikonsumsi anak-anak, salah satunya melalui penjaminan kesehatan makanan di kantin sekolah.  

“Tiap sekolah punya tanggung jawab (menjamin kesehatan makanan) dan kembali juga ke ketertiban anak-anak juga saat jajan atau makan,” kata dia. 

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Bandung, dari 1.154 sekolah hanya 10 persen atau 115 sekolah saja yang telah dilengkapi fasilitas kantin sehat. Sub Koordinator Kelembagaan dan Peserta Didik Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Bandung Risman Al Isnaeni menegaskan, Disdik telah bekerjasama dengan UPT Puskesmas untuk melakukan monitoring dan evalusi kantin-kantin sekolah, dan mengarahkan agar dapat bertransformasi menjadi kantin sehat.

Dia juga meminta seluruh sekolah di Kota Bandung agar kembali menghidupkan kantin-kantin sehat, dengan lebih selektif dalam memiliki pedagang dan jenis makanan yang dijajakan di kantin sekolah. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengedukasi pelajar tentang bahaya mengonsumsi makanan yang memiliki resiko buruk pada kesehatan.  

“Kita juga dorong dengan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) tiap tahun, dan sekarang arahnya banyak untuk kantin-kantin sehat,” pungkasnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement