Senin 13 Feb 2023 16:36 WIB

IHSG Menguat di Tengah Penantian Data Inflasi AS

IHSG berhasil ditutup di area positif pada perdagangan awal pekan, Senin (13/2/2023).

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di area positif pada perdagangan awal pekan, Senin (13/2/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di area positif pada perdagangan awal pekan, Senin (13/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di area positif pada perdagangan awal pekan, Senin (13/2/2023). Sepanjang hari ini IHSG menguat 19 poin atau 0,29 persen ke level 6.900,14.

Sektor teknologi, consumer cyclicals,industri, energi, transportasi dan logistik, finansial, infrastruktur, properti dan real estat bergerak positif dan menopang kenaikan IHSG. Total nilai transaksi yang diperdagangkan Rp 8,94 triliun. 

Baca Juga

IHSG menguat di tengah bursa regional Asia yang mengalami koreksi. "Pasar terbebani rilis inflasi AS sehingga pelaku pasar cenderung bersikap wait and see," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (13/2/2023).

Menurut riset, rilis data tersebut akan menjadi peta jalan kebijakan moneter The Fed sehubungan dengan suku bunga acuanya. Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan akan bertindak sesuai data. The Fed kembali mengetatkan kebijakan moneter jika data inflasi menunjukkan kenaikan.

Sementara, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan The Fed mungkin harus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tinggi. Sehingga kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS masih membebani pasar keuangan.

Sementara dari dalam negeri, katalis positif datang dari sikap pelaku pasar akan kondisi ekonomi yang kuat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang membukukan 3,69 persen secara tahunan. 

Selanjutnya rilisnya cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023 mencapai 139,4, miliar dolar AS meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2022 sebesar 137,2 miliar dolar AS. Ini memberikan petunjuk bahwa ekonomi nasional dalam kondisi baik.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat sebesar 0,08 persen. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya GOTO, ACES, SIDO, ITMG dan BRIS. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan diantaranya ARTO, KLBF, TOWR, INDF dan MEDC. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement