REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Amerika Serikat telah meminta warganya yang tengah berada di Rusia untuk segera meninggalkan negara tersebut. Washington pun menerbitkan peringatan perjalanan agar warganya tak melakukan perjalanan ke Rusia.
Peringatan itu dirilis saat perang Rusia-Ukraina akan memasuki tahun pertama. “Jangan bepergian ke Rusia karena potensi intimidasi dan pemilihan warga negara AS untuk ditahan oleh pejabat keamanan Pemerintah Rusia, penegakan hukum setempat yang sewenang-wenang, penerbangan terbatasan masuk dan keluar Rusia, terbatasnya kemampuan kedutaan untuk membantu warga AS di Rusia,” kata Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Moskow dalam sebuah pernyataan yang dirilis Ahad (12/2/2023), dikutip Anadolu Agency.
Warga AS yang sudah berada di Rusia pun diminta untuk segera meninggalkan negara tersebut. Kedubes AS menyinggung tentang risiko kesalahan penahanan. “Kemampuan Pemerintah AS untuk memberikan layanan rutin atau darurat kepada warga AS di Rusia sangat terbatas, terutama di daerah yang jauh dari Kedutaan Besar AS di Moskow, karena Pemerintah Rusia membatasi perjalanan personel dan staf kedutaan, serta penangguhan operasi yang sedang berlangsung, termasuk layanan konsuler di konsulat AS,” kata Kedubes AS untuk Rusia.
Kedubes AS mengungkapkan, otoritas Rusia dapat menolak mengakui warga AS yang berkewarganegaraan ganda dengan Rusia. Selain dapat dicegah kepergiannya, Moskow pun bisa memobilisasi mereka. Selain itu, Kedubes AS di Moskow memperingatkan bahwa kartu kredit dan debit AS tidak lagi berfungsi di Rusia. Opsi penerbangan komersial pun sangat terbatas.
Oleh karena itu, Kedubes AS di Moskow mendesak warga AS di Rusia untuk membuat pengaturan independen sesegera mungkin. Warga AS juga diminta untuk tidak berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa sosial maupun politik di Rusia serta tidak memotret petugas keamanan.
Konflik Rusia dan Ukraina akan memasuki tahun pertama pada 24 Februari mendatang. Saat ini belum ada tanda-tanda kedua negara bakal terlibat perundingan untuk mengakhiri pertempuran. Sejauh ini, AS, sebagai salah satu anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), merupakan sekutu utama Kiev dalam menghadapi Moskow. Washington setidaknya telah memberikan paket bantuan sebesar 68 miliar dolar AS untuk Ukraina, termasuk bantuan militer.