REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam, Hissein Brahim Taha menyampaikan pidatonya pada konferensi tingkat tinggi untuk mendukung Yerusalem di markas besar Liga Arab di Kairo pada Ahad (12/2/2023).
Acara tersebut dihadiri Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Raja Yordania Abdullah II, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.
Seperti dilansir Arab News pada Senin (13/2/2023) Taha menegaskan kembali bahwa tindakan lanjutan Israel yang menargetkan situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem sangat berbahaya.
Dia mencatat tanggung jawab masyarakat internasional untuk melestarikan sejarah dan status hukum kota yang diduduki, terutama Masjid Al Aqsa sebagai tempat ibadah umat Islam saja.
Taha mengatakan serangan dan pelanggaran Israel yang sistematis di Yerusalem menyerukan penguatan kerja sama OKI dan Liga Arab yang ada untuk memberikan dukungan politik bagi kota suci itu di forum internasional.
Pertemuan di Kairo diselenggarakan Liga Arab dan dihadiri Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bersama dengan banyak menteri luar negeri dan pejabat senior.
Pertemuan tingkat tinggi itu terjadi di tengah salah satu periode pertempuran paling mematikan dalam beberapa tahun di Yerusalem dan wilayah tetangga yang diduduki Israel.
Empat puluh lima orang Palestina telah terbunuh sepanjang tahun ini, menurut hitungan The Associated Press. Palestina telah membunuh 10 orang di pihak Israel selama waktu itu.
Pembicara pada pertemuan itu mengutuk aksi sepihak Israel di Yerusalem dan Tepi Barat dalam pernyataan, termasuk penghancuran rumah dan perluasan pemukiman.
Mereka juga mengutuk kunjungan pejabat Israel ke situs suci yang diperebutkan di kota itu, yang suci bagi orang Yahudi dan Muslim dan sering menjadi pusat kerusuhan Israel-Palestina.
Sementara itu dilansir kantor berita Palestina, Wafa pada Senin (13/2/2023) Puluhan pemukim Yahudi Israel fanatik kembali memasuki Kompleks Masjid Al Aqsa dengan penjagaan polisi pada Ahad (12/2/2023).
Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW
Seorang warga menyaksikan sejumlah pemukim Israel memasuki kompleks melalui Gerbang Maroko dan melakukan ritual di sana di bawah perlindungan petugas polisi Israel.
Sejak 2003, otoritas pendudukan Israel telah mengizinkan para pemukim memasuki kompleks tersebut hampir setiap hari, kecuali hari Jumat, hari istirahat dan ibadah umat Islam.
Wakaf Islam telah berulang kali menggambarkan kehadiran para pemukim di Masjid Al Aqsa sebagai hal yang provokatif, dengan mengatakan bahwa jamaah dan penjaga Palestina di Al Aqsa merasa tidak nyaman dengan kehadiran polisi Israel dan para pemukim yang mengunjungi tempat suci Islam tersebut.