REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Harga makanan akan terus melonjak di Jepang dalam empat bulan pertama tahun ini. Berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan riset kredit baru-baru ini, lebih dari 10 ribu item atau jenis makanan bakal naik karena tingginya biaya bahan dan logistik.
Diperkirakan, sebanyak 12.054 item telah naik atau akan naik pada 2023. Menurut data Teikoku Databank Ltd per 31 Januari, harga diprediksi menjadi rata-rata 16 persen lebih tinggi dari level saat ini atau naik tiga poin persentase dari tahun sebelumnya.
Laju kenaikan akan menjadi sekitar dua kali lebih tinggi dari empat bulan pertama tahun lalu ketika 5.573 barang menjadi lebih mahal. Bulan ini, harga 5.463 item, seperti makanan beku dan produk makanan laut, akan dinaikkan, dalam serbuan kenaikan harga lainnya, menyusul kenaikan lebih dari 7.800 item pada Oktober lalu.
Pada Maret, 2.716 item makanan, termasuk kembang gula, diperkirakan akan mengalami kenaikan harga. Sementara 3.192 item akan mengalami kenaikan pada April, kata survei tersebut.
Teikoku memperkirakan kenaikan harga 2.000 hingga 3.000 item per bulan akan terus berlanjut hingga musim panas ini. "Ada kemungkinan tren meneruskan kenaikan biaya listrik dan biaya lain kepada pelanggan akan berlanjut setelah musim panas," kata seorang pejabat perusahaan riset kredit, seperti dilansir Japan Today, Senin (13/2/2023).
Perusahaan tersebut menjelaskan, berbagai macam barang telah mengalami kenaikan harga sejak musim panas lalu karena kenaikan harga minyak telah meningkatkan biaya logistik. Sementara cepatnya depresiasi yen, telah berkurang tahun ini, kenaikan tagihan listrik dan gas akan menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga.
Survei tersebut mengumpulkan data harga dari 105 produsen terdaftar. Termasuk 90 produsen nonterdaftar di industri makanan dan minuman.