Selasa 14 Feb 2023 07:13 WIB

Di Balik Tajamnya Bilah Pedang Pasukan Elite Ottoman Turki, Ada Sentuhan Orang Arab

Pasukan elite Ottoman Turki Janissari dibekali dengan persenjataan pilihan

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Parade pasukan Janissari (ilustrasi). Pasukan elite Ottoman Turki Janissari dibekali dengan persenjataan pilihan
Foto: wikipedia
Parade pasukan Janissari (ilustrasi). Pasukan elite Ottoman Turki Janissari dibekali dengan persenjataan pilihan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kesultanan Utsmaniyah atau Kekaisaran Ottoman merupakan kerajaan Islam terbesar yang berhasil memperluas kekuasaannya hingga ke Eropa. 

Luasnya imperium Turki Utsmani ini tidak terlepas dari perjuangan pasukan Utsmaniyah yang saat itu dianggap sebagai pasukan terkuat di dunia.

Baca Juga

Namun, masih banyak informasi berharga yang masih tersembunyi dan tidak diketahui dari kesultanan Islam ini. Salah fakta yang belum banyak diketahui adalah adanya peran penting orang Arab dalam pembuatan pedang pasukan elite Ottoman.

“Orang-orang Arab memiliki peran utama dalam pembuatan pedang dan mempersiapkannya untuk tentara Janissari, yang merupakan kekuatan penyerang tentara Ottoman,” dikutip dari laman turkpress, Selasa (14/2/2023).

Janissari atau Yeniçeri adalah salah satu pasukan elite dan pasukan andalan Turki Utsmani. Janissari merupakan salah satu korps utama pasukan Angkatan Darat (Infanteri) Utsmaniyah pada saat itu. Pasukan ini memiliki kemampuan perang khusus. Tugasnya menjaga keamanan seorang sultan.

Arti Janissari adalah “Pasukan Baru”. Pasukan elite ini pernah menjadi salah satu pasukan pengamanan kepala pemerintahan (secret service) terbaik di dunia pada saat itu. Selain kemampuan bertarung, Janissari dikenal memiliki kemampuan penggunaan senapan api pertama.

Tentara Janissari ini diwajibkan menjalani pendidikan militer di sekolah terbaik (Acemi Oglan) khusus Janissari di Enderun. 

Di sekolah ini, taruna muda dipilih sesuai bakat keilmuan mereka, seperti bersenjata, pemanah, artileri, ahli senapan, hingga insinyur, seniman, dan ulama. 

Namun yang membedakan, katanya, mereka dilarang untuk berjanggut dan hanya memelihara kumis.

Mereka dilatih tetap untuk perang, dilarang keras minum alkohol, berjudi, bahkan sebagian memilih tidak menikah. Kandidat terbaik akan dikirim ke istana sultan. Di sana,  mereka akan dibentuk sebagai pengawal elite utama Jannisari.

Sementara, sebagian lainnya akan menjadi pasukan cadangan yang akan dipekerjakan sementara di bawah pengawasan Kesultanan Utsmaniyah sebagai pegawai pemerintahan hingga tenaga terampil lainnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement