REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak hewan yang mencari pasangan dengan mengeluarkan suara tertentu atau mating call ketika memasuki musim kawin. Berbeda dengan hewan-hewan tersebut, jerapah diketahui tak memiliki musim kawin dan tak melakukan mating call. Lantas, bagaimana cara jerapah mencari pasangan?
Berdasarkan sebuah studi terbaru, jerapah ternyata memiliki cara yang tak biasa dalam mencari pasangan. Bagi sebagian orang, cara ini mungkin akan terkesan menjijikkan karena melibatkan urine.
Pencarian pasangan kawin dimulai dengan jerapah jantan menyenggol jerapah betina yang ada di dekatnya, lalu membaui area genital jerapah betina. Setelah itu, jerapah betina akan merespons dengan berkemih di mulut jerapah jantan selama sekitar lima detik.
Berikutnya, jerapah jantan akan melakukan flehmen response dengan cara menggulung bibir bagian atas hingga giginya terlihat jelas, lalu bernapas dalam kondisi lubang hidung tertutup selama beberapa detik.
Flehmen response merupakan reaksi yang juga digunakan oleh beberapa hewan lain, seperti kuda dan kambing. Tujuan dari flehmen response adalah untuk mentransfer bau ke organ vomeronasal yang berada di atas langit-langit mulut.
Tujuan jerapah jantan melakukan flehmen response adalah untuk mengetahui kondisi kesuburan dan kesiapan jerapah betina untuk kawin. Bila bau urine jerapah betina tak menunjukkan sinyal-sinyal kesiapan bereproduksi, jerapah jantan akan meninggalkan jerapah betina tersebut dan mencari jerapah betina lain.
Proses pencarian pasangan kawin untuk jerapah bisa cukup memakan waktu dan tenaga. Alasannya, jerapah jantan bisa melakukan pendekatan ke jerapah betina sebanyak 150 kali, namun hanya satu pendekatan yang akan berujung pada keberhasilan.
Setelah jerapah jantan berhasil menemukan pasangan, mereka akan melakukan proses reproduksi seperti kebanyakan hewan mamalia lain. Proses reproduksi ini umumnya hanya akan berlangsung selama beberapa detik saja.
Bila proses reproduksi ini berhasil membuat jerapah betina hamil, jerapah betina tersebut akan menjalani proses kehamilan selama 400 hari. Jerapah betina lalu akan melahirkan bayi mereka dalam posisi berdiri, sehingga bayi jerapah bisa berdiri dan berjalan dengan baik setelah dilahirkan.
Perilaku-perilaku unik jerapah ini berhasil diketahui melalui sebuah studi yang dipimpin oleh Prof Lynette Hart dari University of California Davis School of Veterinary Medicine. Prof Hart melakukan studi ini bersama dengan suaminya, Benjamin Hart, yang merupakan seorang emeritus professor dari universitas yang sama.
Keduanya berkesempatan untuk memantau beragam perilaku jerapah saat melakukan kunjungan ke Etosha National Park di Namibia, Afrika Selatan. Situasi di Etosha National Park memungkinkan keduanya untuk memantau aktivitas puluhan jerapah dari jarak yang sangat dekat.
"Merupakan hal yang sangat unik, untuk bisa berada sedekat itu," ujar Prof Hart, seperti dilansir LiveScience, Selasa (14/2/2023).