Ijtima’ Ulama Nusantara Rekomendasikan Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Acara Ijtima’ Ulama Nusantara di Jawa Tengah. | Foto: fghhjj
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ijtima’ Ulama Nusantara yang dilaksanakan di Ponpes Syubbanul Wathon, lingkungan Ponpes API Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (13/2) malam, telah melahirkan tiga rekomendasi.
Rekomendasi itu merupakan kesepakatan dari kiai-kiai dan habaib yang hadir dalam forum ijtima’ ini. Salah satu rekomendasi yang dihasilkan adalah mendorong percepatan KH M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) sebagai calon gubernur Jateng pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2024.
“Kalau Gus Muhaimin calon presiden atau calon wakil presiden sudah final, tinggal Gus Yusuf kita dorong sebagai calon gubernur,” tegas juru bicara Forum Ijtima’ Ulama Nusantara, KH Ahmad Badawi Basyir, Selasa (14/2/2023).
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Falah Jekulo, Kudus ini menyampaikan, rekomendasi para kiai juga sepakat membentuk Ijtima’ Ulama Nusantara di tingkat kabupatan/kota se-Jateng ditambah para ibu nyai.
Sedangkan rekomendasi ketiga, menegaskan perlunya dihidupkan kembali lailatul ijtima' dan Ngaji Siyasah, mulai dari tingkat kabupaten kota sampai ranting PKB, dengan melibatkan Nahdlatul Ulama (NU) dan badan-badan otonomnya.
Terkait dengan lailatul ijtima’, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kudus, KH Asrofi Masyitoh menjelaskan, akan menjadi forum berkumpulnya para kiai dan habaib guna membahas persoalan keagamaan dan persoalan umat.
Terlebih di Jateng masih banyak sekali persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan umat, mulai dari masalah kemiskinan, pendidikan, pelayanan kesehatan, serta masalah ekonomi.
“Ini kalau tidak dibahas setiap saat lama-lama akan menjadi sesuatu persoalan yang lumrah, maka harus dibahas dan dirumuskan solusinya sebagai rekomendasi kepada pemerintah,” ungkapnya.
KH Ahmad Badawi Basyir menambahkan, selain hasil ijtima’ ini, para kiai juga akan menyampaikan rekomendasi itu secara langsung kepada Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, di Jakarta.
Sebelumnya, Ijtima Ulama Nusantara dilaksanakan oleh Dewan Syuro DPW PKB Jateng. Para kiai yang hadir di antaranya kiai sepuh, kiai Dewan Syura PKB, kiai struktural maupun kultural NU.
Selain itu juga kiai pengasuh ponpes dan para kiai yang telah terdaftar sebagai anggota Gerakan Nahdliyin Bersatu. Forum Ijtima’ Nusantara ini juga dihadiri oleh Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Said Aqil Siradj.
Kemudian, Wakil Ketua Umum DPP PKB, Dr M Hanif Dhakiri, Ketua DPW PKB Jateng, KH M Yusuf Chudlori. Termasuk Pengasuh Ponpes API Tegalrejo, KH Nur Machin Chudlori, kiai muda dari Pekalongan, KH Ahmad Shohibul Ulum, sekretaris DPW PKB Jateng, serta para anggota FPKB DPRD Jateng, dengan total peserta mencapai 200 orang.
Sementara itu, menanggapi hasil ijtima’ ini, Ketua DPW PKB Jateng, KH M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengaku menaruh hormat kepada para kiai yang bertekad menyatukan langkah menjelang Pemilu 2024.
Para kiai muda yang hadir, ujarnya, juga bisa menjadi motor penggerak untuk menyukseskan Pemilu 2024. Sementara kiai sepuh sangat ditunggu dawuh atau imbauannya, karena dampaknya sangat luar biasa.
Gus Yusuf juga menyinggung, almarhum Mbah Dur (KH Abdurrachman Chudlori) sempat menyampaikan kepadanya, jika jihad zaman sekarang adalah politik. Maka setiap ngaji, Mbah Dur juga memintanya untuk ngomong politik karena itu adalah lahan perjuangan. “Bahkan kalau tidak nyinggung politik, saya ditegur beliau,” tegasnya.
Mustasyar PBNU, Prof KH Said Agil Said Siradj menegaskan, memasuki abad kedua NU, para kiai harus punya cita-cita besar. Selain itu juga harus berani mengambil pemerintahan termasuk harus berani tampil mengelola sumber daya alam untuk kepentingan umat.
Hari ini sudah punya Kiai Ma’ruf Amin, tahun depan harus punya Presiden atau Wakil Presiden, syukur-syukur Muhaimin Iskandar. “Kita sudah punya bupati, ke depan harus punya gubernur, Gus Yusuf,” tegasnya.