REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) melaporkan kerugian Rp 400,7 miliar pada akhir 2022. Kerugian perseroan turun dibandingkan akhir 2021 yang sebesar Rp 1,5 triliun.
"Pada akhir tahun 2022, secara keseluruhan keuntungan Bank meningkat, namun dikarenakan penambahan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), maka Bank mencatat kerugian sebesar Rp 400,7 miliar," tulis laporan Bank QNB Indonesia, Selasa (14/2/2023).
Salah satu penyebab penurunan kerugian Bank QNB ialah naiknya pendapatan dari Rp 361,1 miliar menjadi Rp 456,2 miliar.
Hingga akhir tahun 2022, Bank QNB membukukan total aset sebesar Rp16,7 triliun dan likuiditas yang membaik. Ini terlihat dari peningkatan LCR dari 223 persen pada 2021 menjadi 453,8 persen pada 2022. NSFR perseroan mencapai 146,25 persen pada 2022.
"Keduanya, LCR dan NSFR, di atas ketentuan minimum regulator saat ini," kata Bank QNB.
Perseroan mencatat penyaluran kredit pada 2022 sebesar Rp 9,2 triliun, turun tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 9,6 triliun. Rasio kredit bermasalah tercatat sebesar 0,1 persen.
Dana pihak ketiga Bank QNB turun dari Rp 12,01 triliun menjadi Rp 10,6 triliun.
Pada tahun ini, perseroan fokus meningkatkan skala bisnis, mengelola risiko, dan terus menjalankan prinsip kehati-hatian.