Sekjen PDIP Nilai Wacana Koalisi Super Bukan Ancaman
Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto usai perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1/2023). | Foto: Nawir Arsyad Akbar/Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengomentari soal wacana koalisi super atau koalisi gabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Menurutnya adanya wacana koalisi tersebut bukanlah ancaman.
"Oh tidak (bukan ancaman)," kata Hasto di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (13/2/2023).
Menurutnya seluruh partai politik termasuk PDIP akan melakukan dialog menuju Pilpres 2024. Pada akhirnya nanti akan mengerucut dalam kerja sama partai politik dengan komposisi terbaik antara capres dan cawapres.
"Kerja sama dilakukan oleh PDIP dengan semangat Pancasila, dengan komitmen membumikan ideologi Pancasila, kesesuaian terhadap platform partai dan juga bagaimana menyelesaikan masalah rakyat dan juga menyusun agenda bagi masa depan bangsa dan negara indonesia itu yang sangat penting di dalam membangun kerja sama," jelasnya.
"Tentu saja juga memperhatikan bagaimana faktor elektoral untuk memenangkan pemilu guna mendapatkan dukungan rakyat dan memastikan bahwa di DPR RI juga didapatkan dukungan 50 persen plus 1 sehingga efektivitas pemerintahan yang nanti dipilih oleh rakyat itu akan dipastikan dapat berjalan dengan baik karena dukungan dari rakyat dan parlemen," katanya.
Saat ditanya terkait peluang PDIP bergabung dengan koalisi super tersebut, Hasto mengatakan bahwa PDIP memiliki tradisi membangun kerja sama yang baik saat ini di pemerintahan Presiden Jokowi.
Apalagi PDIP juga pernah bekerja sama dengan Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, PPP, Nasdem, PAN, di pemerintahan Jokowi.
"Ini merupakan modal yang sangat baik untuk membangun kerja sama 2024 yamg akan datang," tuturnya.