REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Para nabi dan rasul diberikan mukjizat oleh Allah SWT sebagai penguat dari kerasulannya. Namun mengapa setiap nabi berbeda-beda mukjizatnya?
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan tentang mengapa mukjizat para nabi berbeda-beda.
Penjelasan ini dikemukakan Ibnu Katsir ketika membahas ayat 49 surat Ali Imran yang menjelaskan tentang sejumlah mukjizat Nabi Isa alaihis salam.
وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ اللَّهِ ۖ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah, dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah, dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.”
Ketika sampai pada pembahasan 'wa uhyil mauta biidznillah (dan aku menghidupkan yang mati dengan seizin Allah), Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah SWT mengutus tiap-tiap nabi dengan mukjizat yang sesuai dengan kondisi orang-orang pada masanya.
Seperti pada zaman Nabi Musa alaihissalam mendominasi praktik sihir dan memuliakan para ahli sihir.
Maka Allah SWT mengutus Nabi Musa dengan memberikan mukjizat yang mempesona mata dan mengherankan. Ketika orang-orang pada zaman Nabi Musa itu meyakini bahwa mukjizat Nabi Musa itu dari Dzat Yang Mahaagung, mereka pun tunduk memeluk Islam dan menjadi orang saleh.
Dan begitu juga Nabi Isa alaihissalam diutus di zaman kaum yang menggandrungi para tabib dan ilmu pengobatan, Nabi Isa datang pada kaum pada masa itu dengan membawa tanda-tanda kenabian yakni mukjizat yang tidak ada satupun orang atau tabib yang dapat melakukannya.
Tidak ada tabib yang memiliki kemampuan menghidupkan benda mati seperti nabi Isa yang dengan izin Allah SWT membuat dari tanah bentuk burung dan menipunya lalu burung itu terbang.
Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW
Nabi Isa dapat menyembuhkan orang berpenyakit kusta dan membangkitkan orang yang sudah meninggal.
Begitu juga dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT di zaman para penyair, ahli bahasa dan sastra atau di zaman yang kaumnya menggandrungi dunia sastra maka Rasulullah SAW diutus dengan membawa kitab Alquran dari Allah SWT sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Maka tak ada satupun makhluk hingga hari kiamat yang dapat menandingi keindahan bahasa Alquran.
Hal itu membuktikan bahwa Alquran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada hambaNya yakni Muhammad SAW sebagai penutup nabi dan rasul.
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
“Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Alquran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain" (QS Al Isra ayat 88).