REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Survei yang dilakukan institut La Roche Posay International menemukan pemahaman masyarakat Indonesia secara umum tentang bahaya sinar matahari bagi kulit masih rendah. Sebanyak 65 persen orang Indonesia tidak mengetahui paparan sinar matahari bisa mengakibatkan masalah kesehatan di kemudian hari.
Ahli dermatologi Srie Prihianti mengatakan masyarakat Indonesia hidup di iklim tropis dengan paparan matahari hingga 12 jam sehari. Masyarakat seharusnya sadar akan pentingnya perlindungan dari sinar ultraviolet (UV).
"Sinar matahari itu dibagi UV A, B, dan C, yang C tapi tidak sampai permukaan bumi karena terfilter lapisan ozon," ujarnya dalam peluncuran sunscreen La Roche Posay dengan teknologi Mexoryl 400 di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Dr Prihianti menjelaskan, sinar UV B bekerja menembus lapisan paling atas kulit. Sementara UV A menembus sampai ke bagian dalam kulit, yaitu hingga ke kolagen atau elastin.
"Efek sinar UV B itu contohnya kulit terbakar atau langsung terasa. Tapi dampak UV A efeknya tidak langsung terasa alias kumulatif,” kata dr Prihianti.
Meski tidak langsung dirasakan, dampak paparan UV A tetap akan dirasakan nanti. Bentuknya, menurut dr Prihianti, bisa berupa kulit yang menjadi kasar, kerutan halus, lalu kerutan yang lebih nyata lagi, sampai kulit yang mengendur, bahkan kanker kulit.
Sinar UV A yang langsung menerpa kulit tanpa perlindungan apa-apa mengakibatkan sel-sel di dalam kulit mati. Akibatnya, kulit mengalami proses penuaan dini.