REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pelatih Al-Nassr, Rudi Garcia, meyakini anak asuhnya sudah memahami cara bermain dengan Cristiano Ronaldo. Awalnya, semua pihak dalam proses penyesuaian.
Ronaldo dengan segudang prestasi bergengsi merapat ke klub Arab Saudi itu. Sesuatu yang tak biasa. Keadaan demikian memengaruhi pandangan para penggawa Faris Najd.
Lantaran memiliki superstar, para penggawa Al Nassr terlalu memaksakan untuk mengoper bola ke CR7, julukan Ronaldo. Terkadang situasinya tidak memungkinan. Keadaan demikian, disadari Garcia.
"Sangat penting bagi para pemain untuk tampil secara normal dan tidak selalu berusaha memberikan bola kepada Cristiano," kata juru taktik berkebangsaan Prancis ini pascakalah dari Al-Ittihad, bulan lalu, dikutip dari Tribal Football, Selasa (14/2/2023).
Pada intinya, menurut Garcia, para jugadornya perlu membuat keputusan tepat di lapangan. Kapan perlu menahan bola. Lalu di kesempatan tertentu mengirimpan umpan ke juru gedor di depan.
Garcia sama sekali tak meragukan kemampuan Ronaldo. Statistik masa lalu CR7 sudah cukup menunjukkan level pemain tersebut. Oleh karenanya, penggawa Faris Najd yang lain harus lebih jeli melihat celah.
"Jelas, ketika Cristiano atau Anderson Talisca sendirian dan meminta bola, kami harus memberi mereka bola. Salah satu dari mereka perlu berada di area (kotak penalti lawan), dan mungkin yang lainnya di luar," ujar Garcia.
Berjalannya waktu, kekompakan terbangun. Teranyar, Ronaldo trengginas saat Al-Nassr jumpa Al-Wehda. Pria Portugal itu empat kali menggetarkan jala lawan.
Garcia puas. Ia menilai para pemainnya yang lain sudah memahami keinginan sang bintang. Saatnya Al Nassr konsisten mempertahankan hal itu.
"Ronaldo telah mencapai tahap homogenitas dan harmoni luar biasa dengan rekan setimnya," kata mantan pelatih Lille, Olympique Lyon, serta AS Roma ini, menegaskan.