REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat tiga anak meninggal dunia akibat banjir yang melanda empat kabupaten sejak Ahad lalu. Kepala Pelaksana BPBD NTB Ruslan Abdul Gani, dalam keterangan resmi di Mataram, Selasa (14/2/2023), menyebutkan, dua orang anak masing-masing berusia empat dan delapan tahun meninggal dunia akibat banjir di Kabupaten Lombok Timur, dan satu orang anak berusia delapan tahun meninggal dunia akibat banjir di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
"Satu orang korban berusia delapan tahun atas nama Faisal Mursyid Anwar, warga Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, masih dalam pencarian hingga saat ini. Korban tenggelam ke sungai," katanya.
Ia mengatakan, selain di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur, banjir juga melanda Kabupaten Dompu, dan Sumbawa Barat sejak Senin (12/2/2023). Kondisi air masih menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Sumbawa Barat hingga Selasa.
Banjir di empat kabupaten tersebut terjadi akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang terjadi hampir di semua wilayah di NTB. Ruslan menyebutkan, jumlah warga terdampak banjir yang di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 1.275 KK atau 2.400 jiwa. Sementara di Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 2.952 KK atau 11.808 jiwa, dan di Kabupaten Dompu sebanyak 1.162 KK atau 4.648 jiwa.
"Adapun rumah yang rusak sebanyak tujuh unit, terdiri atas enam rumah rusak sedang dan satu rumah rusak ringan. Kalau fasilitas yang rusak masih dalam proses pendataan," ujarnya.
Menurut Ruslan, kondisi banjir di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat, dan Dompu sudah kondusif. Sedangkan di Kabupaten Sumbawa Barat, banjir masih menggenangi rumah warga hingga saat ini.
Pemerintah Provinsi NTB sudah menyalurkan bantuan logistik dan personel ke kabupaten/kota yang terdampak banjir. Khusus di Kabupaten Sumbawa Barat, sudah disalurkan bantuan beras sebanyak 3,6 ton.