REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyaluran kredit di Jawa Barat pada tahun 2022 naik dari 6,15 persen pada 2021 menjadi 8,64. Menurut Kepala Kantor Regional II OJK Jawa Barat Indarto Budiwitono, total kredit Jawa Barat mencapai Rp 546 triliun pada 2022.
Indarto mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut sudah hampir mendekati saat sebelum pandemi. Namun, tingginya pencapaian kredit tersebut hampir setengahnya dipakai sektor konsumsi.
"Penyaluran terbesar untuk konsumsi yaitu hampir sebesar 49 persen dari total kredit Rp 546 triliun. Sedangkan sektor penyaluran kedua untuk modal kerja sebesar 37 persen dan investasi 14 persen," ujar Indarto kepada wartawan di Bandung, Selasa (14/2/2023).
Namun, kata Indarto, nilai pembiayaan tersebut cukup tinggi. Kredit macet atau non performing loan (NPL) bisa terjaga di level 3, 69 persen. Untuk BPR tercatat kredit macet sangat tinggi mencapai 9,24 persen atau pada level mengkhawatirkan.
"Secara kualitas kredit, pertumbuhan BPR juga sangat rendah. Kami terus dorong agar BPR berkonsolidasi agar bertumbuh secara sehat," katanya.
Dari total kredit Rp 546 triliun, kata dia, sebesar 28,42 persen atau Rp 161,1 triliun diserap pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mayoritas di Kota Bandung.
"Kami terus dorong agar share terhadap UMKM terus naik di atas 30 persen. Ini sejalan target pertumbuhan kredit secara nasional antara 10-12 persen," katanya.