Rabu 15 Feb 2023 06:28 WIB

Sekjen NATO Tidak Tuntut Finlandia dan Swedia Diratifikasi Bersama ke NATO

Presiden Turki sangat keberatan dengan keinginan Swedia gabung NATO.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara kepada anggota media menjelang pertemuan Menteri Pertahanan NATO di markas besar aliansi di Brussels, Belgia, Selasa (14/2/2023). Stoltenberg mengatakan bahwa lebih penting mengurus aplikasi Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi itu diratifikasi lebih cepat daripada bersama-sama.
Foto: EPA-EFE/STEPHANIE LECOCQ
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara kepada anggota media menjelang pertemuan Menteri Pertahanan NATO di markas besar aliansi di Brussels, Belgia, Selasa (14/2/2023). Stoltenberg mengatakan bahwa lebih penting mengurus aplikasi Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi itu diratifikasi lebih cepat daripada bersama-sama.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal  aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan pada Selasa (14/2/2023), bahwa lebih penting mengurus aplikasi Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi itu diratifikasi lebih cepat daripada bersama-sama. Pernyataan ini mengonfirmasi kemandegan proses yang ditemui Swedia ketimbang Finlandia akibat protes Turki.

"Pertanyaan utamanya bukanlah apakah Finlandia dan Swedia diratifikasi bersama. Pertanyaan utamanya adalah bahwa keduanya diratifikasi sebagai anggota penuh secepat mungkin," ujar Stoltenberg yang bertemu dengan para menteri pertahanan di Brussel.

Baca Juga

Tawaran negara-negara Skandinavia untuk bergabung dengan aliansi beranggotakan 30 negara telah diratifikasi oleh semua pihak kecuali Hungaria dan Turki. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sangat keberatan dengan keinginan Swedia gabung NATO karena negara itu menampung anggota Kurdistan Workers Party (PKK) yang dilabeli teroris oleh Turki.

Pejabat Barat mengatakan mereka lebih suka kedua negara untuk bergabung dengan NATO bersama. Membuat dua negara ini bergabung sebagian karena akan lebih mudah untuk mengintegrasikan pada saat yang sama ke dalam struktur militer.

Stoltenberg menyatakan bahwa hal itu bersifat sekunder. "Saya yakin keduanya akan menjadi anggota penuh dan bekerja keras untuk meratifikasi keduanya secepat mungkin," ujarnya.

Menurut ketua alinasi NATO ini, Swedia dan Finlandia telah mendekati NATO dalam beberapa bulan terakhir. Mereka mencatat bahwa semua anggota aliansi telah menyetujui undangan untuk bergabung.

Dua anggota baru di sayap timur laut ini akan memperkuat pengaruh NATO pada momen penting ketika terlibat dalam konfrontasi dengan Rusia. Swedia dan Finlandia telah lama menjadi negara non-blok tetapi sekarang menginginkan perlindungan dari klausul pertahanan kolektif NATO. Finlandia memiliki perbatasan 1.300 km dengan Rusia dan pulau Gotland Swedia terletak 300 km dari rumah Armada Baltik Rusia di kantong Kaliningrad Rusia.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan, bahwa alasan yang jelas, seperti kerja sama pertahanan yang sudah erat antara Swedia dan Finlandia membuat kerja sama lebih disukai. "Itulah yang diinginkan kedua negara. Namun tidak satu pun dari ini mengubah fakta bahwa Turki membuat keputusan Turki ... pertanyaannya ada pada Turki," ujarnya.

Selama kunjungan ke Stockholm pada Selasa (14/2/2023), Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan, dia berharap kedua calon anggota masih dapat bergabung dengan cepat dan bersama. Keinginan ini mengingat tanggapan Swedia terhadap Turki atas keprihatinannya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement