REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel menahan lebih dari selusin warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki termasuk Yerusalem Timur, pada Senin (13/2/2023) waktu setempat. Mereka sebagian besar ditahan selama penggerebekan yang dilakukan tentara Israel pada waktu dini hari.
Dari jumlah lusinan itu, enam orang ditangkap ketika pasukan Israel memasuki Nablus dan membunuh pemuda Palestina Amir Bustami.
Di dekat Ramallah, seorang ibu dan anak ditahan pasukan Israel yang menggeledah rumah mereka, seperti dilaporkan kantor berita resmi Palestina Wafa, dikutip dari The New Arab, Selasa (14/2/2023).
Selain itu juga ada warga Palestina yang ditahan di dekat Ramallah, kali ini di Desa Mazraa al-Gharbiya. Pasukan Israel menyerbu Kota Jaba dekat Jenin, menahan seorang warga Palestina dan menggeledah beberapa rumah.
Ada juga beberapa yang ditahan di Yerusalem Timur, dengan pasukan Israel mengambil tambahan warga Palestina di setiap kamp pengungsi Dheisheh dan Ein as-Sultan.
Serangan oleh pasukan Israel di Tepi Barat hampir setiap malam sejak musim semi lalu. Mereka sering kali mematikan, seperti di Nablus pada Senin di mana pasukan Israel mengepung sebuah bangunan tempat tinggal yang di dalamnya terdapat pejuang Palestina.
Pertempuran meletus selama empat jam, dengan suara tembakan dan ledakan terdengar di seluruh Nablus.
Bustami meninggal dan sedikitnya tujuh orang terluka. Tidak jelas apakah dia terlibat dalam baku tembak itu.
Di antara yang terluka adalah dua pemuda pasukan Israel yang ditahan setelah mereka ditembak di dekat gedung yang terkepung, kata direktur darurat dan ambulans Bulan Sabit Merah Palestina Ahmad Jibril.
Dengan kematian Bustami, jumlah warga Palestina yang terbunuh sepanjang tahun ini oleh pasukan Israel dan pemukim di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur telah meningkat menjadi 47 orang, menurut hitungan The New Arab. Itu berarti rata-rata lebih dari satu warga Palestina meninggal per hari.
Awal berdarah pada 2023 terjadi setelah hampir 150 warga Palestina meninggal dunia di wilayah itu oleh pasukan Israel pada 2022, menjadikannya tahun paling mematikan di sana sejak 2004, menurut kelompok HAM terkemuka Israel Betlehem.