REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) didorong untuk memperluas jangkauan di segmen wholesale atau korporasi. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan langkah tersebut juga akan mendukung tekad BSI untuk menduduki posisi 10 teratas bank syariah dunia.
"Di masa awal BSI, yang menjadi segmen andalan adalah ritel. Berikutnya kita dorong wholesale banking menjadi katalis ke depan dan termasuk ke global players," kata Kartika di acara BSI Global Islamixc Finance Summit 2023, Rabu (15/2/2023).
Hingga Desember 2022, total pembiayaan BSI mencapai Rp 207,70 triliun. Pembiayaan ke segmen korporasi tercatat sebesar Rp 57,18 triliun atau porsinya sekitar 28 persen dari total portofolio. Sedangkan pembiayaan konsumer mendominasi sebesar Rp 106,40 triliun.
Kartika menegaskan, data tersebut menunjukkan BSI tidak hanya bisa menjangkau segmen ritel tetapi juga pada posisi yang tepat untuk menjangkau pertumbuhan di semua ekosistem sektor riil termasuk infrastruktur and ekosistem baterai kendaraan listrik.
Dengan model bisnisnya saat ini, Kartika optimistis BSI mampu masuk dalam 10 teratas bank syariah dunia. Berkaca pada bank syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, komposisi pembiayaan Al-Rahji didominasi sektor retail dan diikuti pembiayaan korporasi.
BSI membidik industri halal yang potensinya ditaksir mencapai sebesar Rp 4.200 triliun. Higga November 2022, exposure BSI di industri halal mencapai sekitar 4,90 persen. Artinya, masih ada ruang yang cukup besar untuk menangkap pertumbuhan di industri halal.
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, BSI harus mengadopsi strategi yang tepat agar dapat meningkatkan kinerja bisnis. Melalui inovasi produk dan layanan syariah, BSI akan mampu meningkatkan pangsa pasar.