Rabu 15 Feb 2023 14:58 WIB

Wamen BUMN: Proyek Jangka Panjang Lebih Untung Pakai Syariah

Pembangunan jangka panjang menggunakan pembiayaan struktur syariah lebih untung.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Adiwarman Azwar Karim, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BSI Hery Gunardi dan Ketua Dewan Pengawas Syariah BSI Hasanudin saat ceremony acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023 , Rabu (15/2/2023).
Foto: Dok BSI
Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Adiwarman Azwar Karim, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BSI Hery Gunardi dan Ketua Dewan Pengawas Syariah BSI Hasanudin saat ceremony acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023 , Rabu (15/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo atau yang biasa dipanggil Tiko mengatakan, pembiayaan struktur syariah merupakan yang terbaik untuk segmen wholesale banking atau nasabah yang berskala besar. Pembiayaan syariah, menurutnya juga sangat mampu menjadi katalis hingga global player ke depannya. Namun, selama ini masih banyak yang belum memahami betapa untungnya bila pembangunan jangka panjang menggunakan pembiayaan struktur syariah.

 

Baca Juga

"Sebenarnya untuk pembangunan jangka panjang di Indonesia seperti infrastruktur pertambangan khususnya sektor-sektor yang membutuhkan pembiayaan infrastruktur jangka panjang dengan struktur pembayaran principle dan interest yang spesifik sebenarnya struktur syariah adalah yang terbaik," kata Tiko dalam sambutannya di BSI Global Islamic Finance Summit 2023 di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

 

Menurut Tiko, beberapa sektor yang membutuhkan pembiayaan jangka panjang seperti  jalan tol, properti, pembangkit listrik dan lainnya sangat tepat bila memakai pembiayaan dengan kepatuhan syariah. Bahkan, Bank Syariah Indonesia (BSI) pun telah memilki pola majority asset yang perlu mengikuti kondisi riil.

 

Selama ini, sebagian besar pembiayaan untuk pembangunan jangka panjang di Indonesia terbiasa menggunakan produk di bank konvensional dengan pola pembayaran amortisasi yang standar dan jangka waktu yang pendek. Ia pun mengakui, persoalan di BUMN saat ini adalah belum terlalu memahami seperti apa struktur maupun operasi suatu perusahaan yang bergerak pada wholesale banking.

 

“Jujur kami mengalami banyak tantangan di BUMN dalam melakukan pembiayaan jalan tol, kereta api, properti, dan sebagiannya, memang tidak cocok dibiayai dengan struktur normal yang ada di bank konvensional,” ujar Tiko.

Ia berharap dalam acara  BSI Global Islamic Finance Summit 2023 bisa menumbuhkan kesadaran bahwa sebenarnya BSI sangat mampu membiayai sektor wholesale banking tidak hanya retail. Terlebih, nantinya bank syariah juga bisa memiliki dorongan dana dari global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement