Bertemu Dubes Korea Selatan, Gibran Ungkap Bahas Sister City
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, memberi tanggapan soal kasus gagal ginjal anak di Solo, Rabu (8/2/2023). | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengungkapkan salah satu hasil pertemuannya dengan duta besar (dubes) Korea Selatan Lee Sang-deok salah satunya membahas soal sister city.
Sister city merupakan konsep penggandengan antara dua kota yang berbeda lokasi dan administrasi politik. Hal tersebut bertujuan untuk menjalin hubungan budaya dan kontak sosial antar penduduk. Selain itu, secara umum sister city sendiri memiliki persamaan, baik keadaan, demografi dan masalah-masalah yang dihadapi.
"Perjanjian untuk sister city, bidang budaya makanya kita pilih kota di Korea yang budayanya kuat, (seperti) Gimhae, mereka lebih aktif untuk mengajak kita ya," kata Gibran, Rabu (15/2/2023).
Selain itu, ketika ditanya soal investasi, ia mengatakan banyak perusahaan Korea yang berpindah ke Batang. "Tadi beliau cerita banyak perusahaan Korea pindah ke Batang. Terus kalau di Solo apa? Tekstil, oh bagus- bagus gitu katanya. Tetapi tadi banyak bicara Batang makanya ke tempat pak Gubernur dulu baru ke sini," kata Gibran.
Di sisi lain, Dubes Korea Selatan Lee Sang-deok pihaknya mengatakan bahwa pertemuan ini adalah bentuk dari meningkatkan hubungan diplomasi antara Korea dengan Indonesia. Ia optimistis hubungan antara Korea-Indonesia akan menjadi lebih baik di tahun ini.
"Tahun ini adalah awal saya menangani hubungan diplomasi Korea-Indonesia. melalui kesempatan ini, kami ingin meningkatkan hubungan dengan indonesia. Tahun lalu kita sudah memulai pertemuan dengan pak Jokowi di Bali dan beliau sudah sukses mendekatkan hubungan antar negara ini. jadi kita akan membuat tahun ini lebih baik lagi untuk level lebih tinggi," katanya.
Ditanya mengapa Solo menjadi pilihnya, ia mengatakan karena pihaknya tertarik untuk meningkatkan sektor manufaktur, agrikultur, hingga investasi. "Salah satu tujuan pembangunan investasi dari Korea Selatan seperti KCC di Batang dan ada juga perusahaan lain dari Korea yang belajar dari Indonesia. Saya rasa akan ada lebih banyak perusahaan di Korea Selatan untuk berinvestasi lebih di Indonesia. Kita tertarik pada banyak hal seperti agrikultur, meningkatkan sektor manufaktur, kita dapat bekerja sama di lapangan untuk level yang lebih tinggi," katanya.