Rabu 15 Feb 2023 19:15 WIB

Sarapan Bikin Gemuk? Ahli Gizi: Itu Salah Makan

Sarapan harus memenuhi 15 persen sampai 35 persen kebutuhan gizi harian.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Para ahli menyarankan Anda tidak meleatkan sarapan karena sejumlah alasan kesehatan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Para ahli menyarankan Anda tidak meleatkan sarapan karena sejumlah alasan kesehatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Hardinsyah, mengatakan sarapan tidak akan membuat gemuk. Karena itu, dia pun menyarankan masyarakat agar tidak melewatkan sarapan setiap hari.

"Untuk orang dewasa terutama, katanya sarapan bikin gemuk. Itu sarapan yang tidak benar," kata Hardin dalam jumpa pers "Sarapan Berisi Blue Band" di Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga

Hardin mengatakan sarapan yang sehat penuh gizi tidak membuat gemuk. Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menjelaskan minum teh manis atau makan biskuit tidak bisa disebut sarapan.

"Itu bukan sarapan sehat karena sarapan sehat itu kegiatan makan minum yang aman dan bergizi," ujar Hardin.

Sarapan paling tidak harus memenuhi 15 persen sampai 35 persen dari kebutuhan gizi harian. Dengan begitu, sarapan tidak akan membuat gemuk karena berisi makanan bergizi.

Dokter spesialis gizi klinis Cindiawaty Pudjiadi sepakat dengan pernyataan tersebut. Ia menyebut sarapan sangat penting bagi kerja tubuh.

"Sarapan penting, tidak? Penting. Kalau tidak memulai hari dengan sarapan, maka tenaga kita bagaimana," kata Cindi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement