Rabu 15 Feb 2023 21:33 WIB

Kemenkop UKM dan PPATK Perkuat Pengawasan Pencucian Uang di Koperasi

Kemenkop UKM menggandeng PPATK untuk mengantisipasi pencucian uang.

Menkop UKM Teten Masduki selepas bertemu dengan Kepala PPATK di Jakarta, Rabu (15/2/2023). Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan joint audit atau audit bersama guna mengantisipasi dugaan praktik pencucian uang yang dilakukan di koperasi.
Foto: Kemenkop UKM
Menkop UKM Teten Masduki selepas bertemu dengan Kepala PPATK di Jakarta, Rabu (15/2/2023). Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan joint audit atau audit bersama guna mengantisipasi dugaan praktik pencucian uang yang dilakukan di koperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan joint audit atau audit bersama guna mengantisipasi dugaan praktik pencucian uang yang dilakukan di koperasi.

"Kami telah menerima laporan dari PPATK, bahwa terdapat koperasi yang terindikasi melakukan praktik pencucian uang. Merespons hal tersebut kami akan melakukan joint audit dengan PPATK," kata Menkop UKM Teten Masduki di Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga

Teten menuturkan, akan melakukan tindakan preventif dengan meningkatkan pelatihan bagi pengawas koperasi guna mencegah tindakan pencucian uang yang dilakukan oleh koperasi di kemudian hari.

"Kami akan tingkatkan pengawasan dan pelatihan bagi pengawas koperasi termasuk juga petugas pengawas koperasi di daerah. Kami khawatir ada praktik koperasi yang gagal bayar karena salah pengelolaan," ucapnya.

Ia juga menuturkan maraknya pencucian uang membuat urgensi revisi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian cukup besar. Revisi tersebut dibutuhkan agar kepastian hukum dan penanganan kejahatan keuangan di koperasi dapat terjamin.

"Revisi UU Koperasi menjadi urgent untuk segera disahkan melihat saat ini pengawasan terhadap koperasi harus diperkuat," ujar Teten.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, pihaknya akan memperkuat sinergi dengan Kemenkop UKM guna melindungi anggota koperasi demi mewujudkan koperasi yang mendorong ekonomi kerakyatan.

"Prinsipnya kami ingin melindungi masyarakat, koperasi harus tumbuh kuat, hebat, dan mendorong ekonomi kerakyatan namun di sisi lain juga harus akuntabel, mematuhi aturan yang ada, dan turut berupaya mencegah tindak pidana pencucian uang," kata Ivan.

Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi menyampaikan, telah mendapatkan laporan terkait koperasi yang melakukan indikasi pencucian uang yang sedang ramai saat ini.

"Terkait laporan yang kami terima dari PPATK, merupakan kasus lama yang sebenarnya sudah dilaporkan ke aparat penegak hukum sejak 2014," ujar Zabadi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement