Kamis 16 Feb 2023 01:15 WIB

Pelaku Industri Berharap Bank Syariah Gunakan Istilah yang Mudah Dimengerti

Medco sebut pembiayaan syariah semakin murah, sederhana, dan cepat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
 Presiden Direktur PT. Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro.
Foto: Antara
Presiden Direktur PT. Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri berharap bank syariah menggunakan istilah yang lebih mudah dimengerti. Dengan begitu, semakin banyak korporasi yang menggunakan fasilitas bank syariah.

"Ada sesuatu yang simpel menurut saya. Syariah memiliki banyak jargon yang tidak kita kenal, bagaimana kalau menggunakan yang lebih friendly istilahnya, misal mudhorobah bagaimana (yang lebih mudah dimengerti -red)," ujar President Director of Medco Energi Hilmi Panigoro dalam BSI Global Finance Summit Day 1 di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga

Ia menuturkan, saat pembiayaan syariah muncul pada belasan tahun lalu, prosesnya lama dan biayanya mahal. Hanya saja, kini dirinya lebih memilih pembiayaan syariah, sebab tingkat margin atau biayanya semakin murah, struktur semakin sederhana, serta kecepatan semakin tinggi.

Medco Energi sendiri mulai memanfaatkan pembiayaan syariah sejak 2014. "Bicara soal syariah, ini baru untuk kita. Saat kita pilih financing buat perusahaan, kriterianya ada tiga kata, yaitu murah atau cheap, simple atau sederhana, dan quick atau cepat," ujarnya.

Pada 2014, perusahaan membutuhkan dana Rp 180,75 miliar untuk proyek mini hydro. Lalu dipenuhi dengan fasilitas murabahah dari PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank Muamalat Indonesia.

Lalu pada 2016, Medco Energi memerlukan dana Rp 70 miliar, kemudian dipenuhi oleh Bank Muamalat menggunakan fasilitas murabahah. Pada tahun sama, perseroan juga mendapat pembiayaan sebesar 51 juta dolar AS dari Bank Syariah Mandiri untuk proyek Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

Berikutnya pada 2018 dan 2019, PT Medco Power Indonesia menerbitkan sukuk wakalah sebesar Rp 600 miliar dan Rp 850 miliar. Kemudian pada 2020 anak usaha Medco Energi tersebut mendapat pembiayaan dari BNI Syariah sebesar Rp 400 miliar melalui fasilitas Musyarakah Modal Kerja.

Pada 2021, Medco Power Indonesia kembali mendapat pembiayaan sebesar 30 juta dolar AS dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Selanjutnya pada 2022, anak perusahaan itu kembali dikucurkan dana sebesar Rp 750 miliar dari BSI dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Syariah).

Pada tahun lalu, Medco Power Indonesia pun menerbitkan sukuk wakalah sebanyak dua kali. Penerbitan pertama sebesar Rp 500 miliar lalu kedua sebanyak Rp 600 miliar.

Sharia exposure Medco sejak 2014 sampai 2022 naik hingga 24 kali, yakni dari Rp 116 miliar menjadi Rp 2,8 triliun. Sementara komposisi pembiayaan perusahaan pada 2022 untuk syariah mencapai 43 persen pada tahun lalu, sebelumnya pada 2014 hanya 11 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement