Rabu 15 Feb 2023 22:30 WIB

BPTJ: Modernisasi Angkutan Umum Harus Jadi Gaya Hidup Masyarakat

BPTJ sebut modernisasi angkutan umum harus menjadi gaya hidup masyarakat.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bilal Ramadhan
Penumpang turun dari MRT di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta. BPTJ sebut modernisasi angkutan umum harus menjadi gaya hidup masyarakat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Penumpang turun dari MRT di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta. BPTJ sebut modernisasi angkutan umum harus menjadi gaya hidup masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Tatan Rustandi mengatakan, pihaknya tengah peningkatan penggunaan angkutan umum yang nyaman dengan standar modern. Tidak hanya oleh pemerintah, upaya ini diharapkan menjadi kerja bersama dengan masyarakat secara luas.

"Ini juga untuk masyarakat milenial. Naik angkutan umum itu harusnya menjadi gaya hidup. Di luar negeri, gaya hidup milenial itu dengan menggunakan angkutan umum," kata Tatan dalam diskusi bertajuk "Kampanye Jalan Hijau: Capek Kan Bawa Kendaraan Sendiri ! Kuy, Mending Naik Transportasi Umum Aja," yang dipantau secara virtual, pada Rabu (15/2/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, transportasi di Jakarta hampir sudah memadai dengan adanya MRT, KRL dan Transjakarta atau busway. Meski ia mengakui angkutan umum masih banyak yang harus dibenahi.

Tatan mencontohkan masih perlu adanya kesetaraan pelayanan transportasi yang tidak hanya di Jakarta, melainkan kota-kota di sekitarnya yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Menurutnya, moda transportasi seperti Transjakarta dapat pula dibangun di kota lainnya.

"Kesetaraan pelayanan tidak hanya di Jakarta, tetapi di Bodetabek, meski saat ini baru dibangun di Bogor dan bisa kita lihat bagaimana tren masyarakat Bogor kini sangat bergantung terhadap pelayanan Bis Kita yang diinisiasi oleh pemerintah pusat Kementerian Perhubungan," kata Tatan.

Menurutnya, modernisasi angkutan umum akan mengubah peradaban yang berujung pada perilaku sehari-hari warganya.

"Artinya bahwa gaya hidup di Kota Bogor semisal, sekarang sudah biasa menggunakan angkutan umum, tetapi dengan standar yang nyaman, tepat waktu, dan tentu keamanan. Sebab dulunya kalo naik angkot buang sampah sembarang, kini dengan bus tidak bisa seperti itu lagi," pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai bahwa untuk mengubah gaya hidup masyarakat dengan angkutan umum, maka perlu kepercayaan. Hal ini merujuk pada kualitas yang diberikan angkutan umum itu sendiri.

"Bagaimana orang bisa punya tekad untuk pindah menggunakan transportasi publik? Ya dengan trusted (kepercayaan). Kepercayaan pada angkutan umum. Bahwa jika pindah ke angkutan umum ya kita dimanusiakan," kata Yayat dalam diskusi yang sama.

Menurutnya, yang telah hidup dengan angkutan umum selama 30 tahun, angkutan umum dapat menghemat waktu dan biaya. KRL dan MRT, kata dia sudah mendekati untuk memberikan jaminan waktu kepada masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement