REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentuk baru alat kontrasepsi untuk pria dinilai menunjukkan hasil menjanjikan pada tikus laboratorium. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal medis Nature, alat itu membuat tikus jantan tidak subur untuk sementara, melalui dosis injeksi tunggal.
Pilihan alat kontrasepsi yang tersedia untuk pria saat ini adalah kondom dan vasektomi. Sebagian besar upaya mengembangkan kontrasepsi baru untuk pria berdampak pada perkembangan sperma. Artinya, kontrasepsi membutuhkan praperawatan berkelanjutan selama berbulan-bulan.
“Di sini, kami memberikan bukti konsep strategi inovatif untuk kontrasepsi sesuai permintaan, di mana seorang pria akan meminum pil KB sesaat sebelum berhubungan seks, hanya jika diperlukan,” kata penelitian itu lagi.
Tim dari Weill-Cornell yang dipimpin oleh rekan pascadoktoral dalam farmakologi Melanie Balbach itu menemukan bahwa pil ini dapat menghentikan sementara kesuburan pada tikus jantan. Caranya, dengan menghambat pergerakan soluble adenylyl cyclase (sAC) yaitu enzim sel yang penting untuk motilitas dan pematangan sperma.
Versi sebelumnya dari KB pria menemukan tingkat keberhasilan sekitar 95 persen dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Ini dilakukan melalui metode berbasis hormon. Tapi cara ini telah ditinggalkan karena memberikan efek samping yang tidak diinginkan, yang berkisar pada tingkat keparahan jerawat hingga gangguan mood.
Penghentian penelitian itu sempat menuai kritik dari para wanita yang menyebut pria tidak mampu menangani efek samping dari kontrasepsi yang dihadapi wanita setiap hari. Kontrasepsi baru untuk pria ini masih belum jelas kapan diizinkan untuk uji klinis pada manusia.