Kamis 16 Feb 2023 06:37 WIB

Kapten Tim yang Selamat dari Tragedi Gua Thailand Meninggal Dunia Saat Latihan di Inggris

Penyebab kematian Duangpetch Promthep belum diketahui pasti.

Foto dari tangkapan video di Royal Thai Navy Facebook Page, menunjukkan tim sepak bola remaja Thailand tersenyum, Selasa (3/7). Mereka ditemukan setelah terjebak di gua selama 10 hari di  Mae Sai.
Foto: Royal Thai Navy Facebook Page via AP
Foto dari tangkapan video di Royal Thai Navy Facebook Page, menunjukkan tim sepak bola remaja Thailand tersenyum, Selasa (3/7). Mereka ditemukan setelah terjebak di gua selama 10 hari di Mae Sai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu dari 12 anak remaja yang secara dramatis dapat diselamatkan setelah dua pekan terperangkap di gua yang banjir di Thailand pada 2018, telah meninggal dunia di Inggris. Anak tersebut meninggal saat sedang menjalani pelatihan sepak bola, demikian disampaikan mantan gurunya.

Duangpetch Promthep, yang akrab disapa dengan panggilan Dom, merupakan kapten tim Wild Boars. Tim sepak bola ini terperangkap dalam gua dan berhasil diselamatkan, meskipun misi penyelamatan mereka awalnya dianggap mustahil.

Baca Juga

Penyebab kematian Duangpetch belum jelas. Kabar yang beredar di media sosial disebarkan oleh biksu Budha yang sempat mengajari sang anak di provinsi Chiang Rai, Thailand utara.

"Duangpetch Promthep telah pergi ke dunia lain. Saya berharap ia akan lahir kembali dan kembali menjadi murid saya di kehidupan selanjutnya," kata Supatpong Methigo.

Supatgong mengatakan ia mengetahui berita duka itu dari nenek Duangpetch, yang mengatakan cucunya mengalami kecelakaan yang belum dapat dijelaskan secara spesifik di Inggris.

Mantan kapten dan pelatih timnas Thailand Kiatisuk Senamuang, yang yayasannya membantu Duangpetch mendapatkan beasiswa di Brooke House College Football Academy di Leicestershire, menyebut Dong itu sebagai anak yang sopan dan baik, serta memiliki impian untuk membela negaranya.

"Saya ingin melihat mimpinya terwujud... Namun sekarang selamat beristirahat, Dom," tulisnya di Instagram.

Pada Juni 2018, sekelompok remaja berusia antara 11 sampai 16 tahun, dan seorang asisten pelatih melakukan petualangan memasuki gua Tham Luang. Awalnya kegiatan di dalam gua dijadwalkan berlangsung hanya selama satu jam. Namun, mereka justru kemudian terjebak banjir yang menggenangi gua.

Mereka baru dapat ditemukan sembilan hari di ruangan gua yang berjarak sekira empat kilometer dari mulut gua. Proses penyelamatan mereka baru dapat dimulai enam hari kemudian, melalui operasi penyelamatan yang juga mengakibatkan meninggalkan seorang pensiunan penyelam pasukan katak Thailand.

Setelah berhasil diselamatkan, para remaja ini diundang untuk menyaksikan pertandingan Manchester United. Kisah mereka juga telah menjadi subyek buku, film dokumenter, dan film reka ulang seperti yang dapat ditemukan di siaran tontonan berbayar Netflix.

Namun usia manusia tak ada yang tahu. Setelah selamat dari situasi yang hampir mustahil dilalui, salah satu dari mereka kemudian meninggal dalam situasi yang justru tak diduga.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kiatisuk Senamuang (@coach_zico)

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement