Kamis 16 Feb 2023 11:02 WIB

Elon Musk Perkirakan Pimpin Twitter 1 Tahun Lagi

Menjelang akhir tahun, Elon Musk akan mencari CEO Twitter baru.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Elon Musk memperkirakan masih perlu memimpin Twitter selama kurang lebih satu tahun lagi.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Elon Musk memperkirakan masih perlu memimpin Twitter selama kurang lebih satu tahun lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Elon Musk memperkirakan masih perlu memimpin Twitter selama kurang lebih satu tahun lagi. Setelah itu, baru dia merasa percaya bisa menyerahkan kepemimpinan kepada chief executive officer (CEO) baru nantinya.

“Saya menduga menjelang akhir tahun ini akan menjadi waktu yang tepat untuk menemukan orang lain untuk menjalankan perusahaan,” kata Musk melalui tautan video jarak jauh ke KTT Pemerintah Dunia di Dubai, dikutip dari Indian Express, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga

Miliarder berusia 51 tahun itu merasa perlu membuat Twitter berada dalam kondisi stabil di akhir tahun ini. Musk mengatakan perlu memperbaiki keadaan di Twitter Inc. terlebih dulu sebelum menyerahkannya kepada pemimpin baru. Musk juga dikhawatirkan kehilangan fokus untuk raksasa perusahaannya yang lain seperti Tesla Inc. "Saya perlu menstabilkan organisasi dan memastikannya berada di tempat yang sehat secara finansial dan peta jalan produk ditata dengan jelas," kata dia.

Sejak mengambil alih Twitter pada bulan Oktober, Musk mengaku berencana untuk mundur di beberapa titik, tetapi tidak secara pasti menyebutkan kapan waktunya tiba. Musk memulai pencarian CEO baru untuk Twitter sejak bulan Desember lalu, menurut seorang sumber dalam.

Sementara itu, kurangnya kehadiran Musk di Tesla telah memicu kemarahan beberapa investor, yang memintanya untuk lebih memperhatikan perusahaan kendaraan listrik tersebut. Musk merupakan CEO Tesla dan Space Exploration Technologies Corp.

Musk mengatakan, kedua bisnis manufaktur tersebut sekarang memiliki posisi yang lebih baik daripada sebelumnya. SpaceX disebut dapat membuat banyak kemajuan bahkan jika Musk hanya menghabiskan lebih sedikit waktu fokus di sana.

Sementara itu, menurut Musk, Tesla melewati masa-masa yang sangat sulit dan berada di ambang kelangsungan hidup. Memang membutuhkan lebih sedikit pekerjaan untuk mengoperasikan Tesla sekarang, dibandingkan dalam jangka waktu 2017 hingga 2019.

Musk berkomitmen untuk mengalihkan kendali Twitter setelah melakukan jajak pendapat dari para pengikutnya pada bulan Desember. Hampir 60 persen mendukung dia mengundurkan diri, sebagian dimotivasi oleh kekhawatiran tentang Musk yang teralihkan dari Tesla.

Pada saat itu, Musk mengatakan bahwa tidak mudah menemukan "seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu".

Namun di Tesla, Elon Musk memiliki rekam jejak yang tidak memenuhi target waktunya sendiri dan waktu pengiriman yang dijanjikan. Hal itu termasuk untuk produk baru seperti Cybertruck atau kemampuan perangkat lunak seperti mengemudi yang sepenuhnya otonom.

Musk diwawancarai secara virtual oleh Mohammad Abdullah Al Gergawi, menteri urusan kabinet Uni Emirat Arab yang merupakan ketua KTT tersebut. Musk menjadikan Twitter sebagai milik pribadi dalam kesepakatan 44 miliar dolar AS. Dia merupakan orang terkaya kedua di dunia dengan kekayaan pribadi 187 miliar dolar AS, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Musk menggambarkan Twitter sebagai "masih seperti startup secara terbalik”. Banyak pekerjaan yang diperlukan untuk membuat Twitter ke "posisi stabil".

Musk, yang diketahui tidur di pabrik Tesla selama periode yang sangat menuntut, mengatakan dia bekerja tujuh hari seminggu dan tidur enam jam semalam. Kesibukannya di sana juga mulai dari saat dia bangun sampai tidur kembali. “Bukan niat saya untuk bekerja seperti orang gila. Seminggu kerja 80 jam saja sudah cukup. Itulah yang akan saya cita-citakan,” kata dia.

Musk berbicara secara luas tentang visinya untuk Twitter dan upayanya membersihkan informasi yang salah. Dia mengaku ingin Twitter menjadi sumber kebenaran. Musk mendorong perusahaan, CEO lain, ataupun pemerintah untuk berbicara secara autentik, bahkan jika itu mengundang serangan.

“Memiliki beberapa kritik tidak apa-apa. Ini benar-benar tidak seburuk itu. Saya terus-menerus diserang di Twitter. Saya tidak keberatan,” kata dia lagi.

Ditanya terkait apakah Musk membatasi penggunaan media sosial untuk anak-anaknya, dia menjawab belum mencoba membatasinya, tetapi menganggap bahwa itu mungkin sebuah kesalahan. Beberapa saat setelah wawancara, Musk kembali mengunggah cuitan di akun Twitter-nya yang memiliki hampir 130 juta pengikut. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement