REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali secara resmi membuka Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) 2023. Menpora membicarakan beberapa hal dalam kegiatan yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023) siang WIB.
Tokoh kelahiran Gorontalo ini memberikan apresiasi untuk kepengurusan PSSI lama era Mochamad Iriawan. Ia menyinggung sejumlah tantangan dalam empat tahun terakhir masa kepemimpinan Iriawan periode 2019-2023.
"Pak Iwan luar biasa Bapak. Sudah memimpin PSSI di tengah-tengah situasi yang tidak begitu baik. Pada 2020, saat sedang semangat-semangatnya kita melakukan perbaikan dan pengembangan sepak bola Indonesia, tiba-tiba Covid melanda," kata Menpora Amali.
Berjalannya waktu, pandemi covid-19 mereda. Rupanya muncul situasi pelik lainnya. Kerusahan sepak bola di Malang.
Tragedi Kanjurahan pada Oktober 2020 menjadi luka mendalam bagi semua pihak. Namun sepak bola harus terus berjalan dengan segala kurang lebihnya. Ini menjadi tantangan lain PSSI era terdahulu.
"Oleh karena itu, saya atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mochamad Iriawan dan jajarannya," ujar Menpora.
Selanjutnya ia berbicara mengenai dinamika dalam KLB ini. Sesuatu yang lumrah jika ada perbedaan. Setiap voter memiliki pilihan masing-masing.
Namun setelahnya, visinya harus tetap sama. Menurut Menpora, hendaknya semua pihak bertujuan memajukan sepak bola tanah air. Kolaborasi menjadi sesuatu yang harus terus digalakkan.
"Harapan pemerintah, jangan sampai akibat KLB, kita jadi terpecah-pecah. Dukungan boleh berbeda. Setelah itu kita harus tetap satu, sebagai warga NKRI dan sebagai stakeholder sepak bola," tutur Amali.
Ia menjelaskan, sekitar 70 persen masyarakat Indonesia menyukai sepak bola. Oleh karenanya, semua elemen terkait perlu mengurusi olahraga itu dengan baik. Ia turut menyinggung tanggung jawab Indonesia menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20 pada pertengahan tahun ini.