Jadi Komoditas Unggulan, Pemkab Cilacap Usulkan Kawasan Konservasi Sidat
Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan kampung sidat Kaliwungu, Cilacap, dalam proses budidaya dan pengolahan ikan sidat. | Foto: Dok. Proyek IFish
REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP – Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Perikanan berencana mengusulkan kawasan konservasi perikanan, khususnya sidat. Hal ini menjadi pembahasan utama dalam Forum Koordinasi Pengelolaan Perairan Darat di Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap.
Pertemuan yang digelar pada Selasa – Rabu, 14 – 15 Februari 2023 ini, membahas hasil kajian konservasi untuk perikanan sidat, serta peraturan terkait konversi sidat. Dalam pembahasan ini, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng dan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (PUSDATARU) Jateng turut dilibatkan.
“Daerah larangan penangkapan ikan sidat merupakan salah satu upaya konservasi, di mana ikan saat bermigrasi tidak ditangkap pada area tertentu berdasarkan identifikasi dan uji publik,” kata Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (PSDI – KKP), Dony Armanto selaku narasumber, Kamis (16/2/2023).
Menurutnya, hal ini sesuai amanat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 118 Tahun 2021 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) Sidat. Pihaknya berharap pemerintah daerah dapat berperan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya ikan, khususnya sidat. "Karena penerima manfaat dari sumber daya ini adalah masyarakat setempat," tegasnya.
Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKHL-KKP) Pingkan Katharina Roeroe, mendukung upaya Pemkab Cilacap. Sebab, sidat merupakan komoditas yang bernilai tinggi. Untuk itu upaya pengelolaan berkelanjutan perlu didorong agar sidat tetap lestari.
“Karena sidat sudah menjadi primadona dan potensi unggulan di Kabupaten Cilacap. Kalau kita tidak jaga kelestariannya, akan habis dengan percuma,” jelas Pingkan.
Konservasi ekosistem dan perikanan perairan darat di Cilacap ini juga mendapatkan dukungan dari Food and Agricultural Organization (FAO), Organisasi Pangan dan Pertanian PBB. Dukungan diberikan melalui Proyek Ifish yang merupakan kerja sama Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pertanian dan Pangan PBB (FAO) dengan dukungan Global Environment Facility (GEF).
Perwakilan Proyek IFish untuk Wilayah Kabupaten Cilacap, Enggar Yulia Wardani menjelaskan, tidak hanya sidat, ikan belida dan arwana juga menjadi spesies target yang didukung keberlanjutannya oleh proyek IFish, melalui pengarusutamaan nilai-nilai konservasi dan pemanfaatan secara berkelanjutan terutama di ekosistem yang bernilai tinggi.
“FAO dan KKP melalui Proyek IFish mendorong upaya pengelolaan berkelanjutan agar perikanan sidat di Cilacap tetap lestari,” kata Enggar.
Sebagai informasi, salah satu desa di Cilacap yakni Desa Kaliwungu Kecamatan Kedungreja merupakan Kampung Sidat pertama di Indonesia. Kampung Sidat ini merupakan percontohan untuk kampung-kampung di seluruh Indonesia yang akan mengembangkan perikanan sebagai komoditas utama.