Kamis 16 Feb 2023 15:26 WIB

Bahlil: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salah Satu yang Terbaik di G20

BPS mencatat ekonomi sepanjang 2022 sebesar 5,3 persen.

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu capaian pertumbuhan ekonomi terbaik di antara negara-negara G20.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu capaian pertumbuhan ekonomi terbaik di antara negara-negara G20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu capaian pertumbuhan ekonomi terbaik di antara negara-negara G20. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi sepanjang 2022 sebesar 5,3 persen.

"Kemarin waktu kita mendengar data BPS di kuartal keempat, alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita 5,31 persen dan ini adalah salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik di antara negara-negara G20," katanya dalam konferensi pers bertajuk "Investasi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi" di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga

Menurut Bahlil, di antara negara-negara G20, Arab Saudi mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi sekitar 8,7 persen, disusul Spanyol sekitar 5,5 persen. Kemudian Indonesia dengan capaian 5,3 persen.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu menambahkan capaian pertumbuhan ekonomi yang positif juga tidak terlepas dari peran investasi. Dalam catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun dengan tambahan investasi di sektor UMKM sebesar Rp318 triliun dengan penciptaan lapangan kerja hingga mencapai 1,3 juta orang.

"Kontribusi (investasi) terhadap pertumbuhan ekonomi itu hampir 30 persen. Ini menurut saya luar biasa sekali. Saya senang dan tidak hanya, itu distribusi lapangan pekerjaan dari sektor UMKM kita tinggi. Makanya konsumsi itu masih tetap di angka 51-52 persen," katanya.

Bahlil mengungkapkan investasi juga turut mendorong sektor konsumsi karena daya beli masyarakat hanya bisa terjaga jika ada kepastian pendapatan yang tercipta dengan adanya investasi.

"Jadi kalau ada yang mengatakan kemarin bahwa ada lapangan pekerjaan yang kena PHK sekian. Katakanlah data itu kalau itu benar, tapi juga ada lapangan pekerjaan yang diciptakan dari investasi Rp1.207 triliun sebesar 1,3 juta, dan dari sektor UMKM ada sekitar 7 juta orang. Jadi ada yang pergi, banyak juga yang datang," imbuhnya.

Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat masih positif begitu pula dengan tingkat inflasi yang terkendali, Bahlil mengingatkan bahwa tahun 2023 masih perlu dihadapi dengan sikap waspada. Ia menyebutkan tahun 2023 kerap dinilai sebagai tahun yang tidak menentu dan penuh wait and see. 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement