Jumat 17 Feb 2023 01:15 WIB

NATO Tolak Kirim Jet Tempur ke Ukraina

NATO hanya akan fokus mengirim senjata berat, amunisi dan pelatihan untuk Ukraina.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. NATO menolak permintaan Ukraina agar negara anggotanya mengirimkan jet tempur ke Ukraina.
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. NATO menolak permintaan Ukraina agar negara anggotanya mengirimkan jet tempur ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Setelah dua hari diplomasi dan negosiasi, pertemuan NATO bubar dengan banyak ide, tetapi tidak ada kesepakatan untuk mengirim jet tempur ke Ukraina. Terlepas dari senyuman yang dilemparkan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov, namun ia tetap tidak mendapat persetujuan NATO mendapatkan bantuan Jet Tempur ke Kiev.

Dikutip laman Skynews, NATO sepakat fokus pengiriman senjata dan amunisi, serta pelatihan senjata tetap mendapat persetujuan. Alasan negara negara utama NATO, adalah Rusia memulai serangan yang akan difokuskan untuk menciptakan perang darat yang panjang dan melelahkan.

Baca Juga

Keuntungan Rusia adalah memiliki banyak personil, kesediaan militer untuk terjun di Medan apapun, dan persediaan amunisi yang besar. Ini bukan jenis perang yang telah diramalkan, atau akan dipilih oleh sebagian besar negara anggota NATO.

Garis depan konflik ini sekarang dilapisi dengan parit yang hampir sama seperti dalam Perang Dunia Pertama. Tetapi NATO, anggotanya, dan sekutunya yang lebih luas semuanya harus beradaptasi dengan kenyataan itu.

Kini aliansi NATO telah setuju untuk meningkatkan produksi amunisi yang dibutuhkan Ukraina, meskipun kemungkinan besar Ukraina akan menghabiskan pasokan amunisi ini lebih cepat daripada yang dapat dibuat negara negara NATO saat ini.

Dan dipastikan tidak ada negara NATO yang mau mengirim semua amunisinya ke Ukraina, kemudian meninggalkan pasokan amunisi yang kosong untuk negaranya sendiri. Hal itu seperti yang disampaikan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

"Bahkan saat kita buru-buru mendukung Ukraina, dan membangun kapasitas industri kita, kita tetap harus mengisi kembali persediaan kita sendiri," kata Austin.

Semua bantuan ini juga dipastikan tidak akan terjadi dalam semalam. Di samping itu tentu saja senjata berat, termasuk tank, yang telah dijanjikan oleh berbagai negara, termasuk Inggris. Untuk mengoperasikannya, tentara Ukraina akan membutuhkan pelatihan tentang penggunaan dan pemeliharaan mereka, dan suku cadang juga harus dikirimkan.

Semua ini tidak akan terjadi dalam semalam. Untuk satu hal, NATO perlu bekerja tentang cara mengirimkan semua sumber daya itu ke tempat yang tepat, karena mengirimkan peralatan senilai tentara ke zona perang bukanlah pekerjaan mudah. Bukan hanya itu saja, pengiran juga bukan masalah murah.

Negara-negara NATO telah mengeluarkan jutaan dolar AS untuk biaya mempertahankan posisi kemenangan Ukraina. Biaya yang sudah cukup besar hingga miliaran dolar AS dan pound Inggris, telah ditanggung oleh Inggris dan Amerika Serikat.

Amerika kini ingin memulai percakapan yang lebih adil, tentang bagaimana anggota NATO lainnya juga dapat membelanjakan uang lebih banyak kepada Ukraina. Dan ini bukan untuk pertama kalinya, Amerika ingin memulai pembicaraan tentang bagaimana anggota NATO lainnya dapat membelanjakan lebih banyak anggaran mereka.

NATO saat ini menuntut agar negara-negara anggota membelanjakan 2 persen dari pendapatan nasional mereka untuk pertahanan. Alih-alih di kondisi sekarang justru banyak anggota organisasi yang ingin biaya itu menjadi minimum, bukan sesuai dari target AS.

“Jelas bahwa kami perlu membelanjakan lebih banyak,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. "Kita harus beralih dari melihat 2 persen sebagai yang di atas menjadi melihatnya sebagai di bawah. Harus jelas bahwa 2 persen adalah minimum."

Topik tersebut selanjutnya akan dibahas saat NATO mengadakan pertemuan di bulan Juli untuk para kepala negara. Pada saat itu, baik Finlandia maupun Swedia mungkin telah menjadi anggota penuh, jika Turki dan Hongaria akhirnya dibujuk untuk membatalkan keberatan mereka.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memperjelas bahwa Finlandia dan Swedia, keduanya harus menjadi anggota sekarang, dan akan terbang ke Turki untuk mengadakan lobi dan diskusi lebih lanjut.

Sementara itu, Menteri pertahanan Ukraina masih bersikeras menginginkan bantuan jet tempur, termasuk serta lebih banyak sistem pertahanan udara.

Presiden Volodymyr Zelenskyy berkali kali meminta hal itu selama turnya ke negara negara Eropa. Dan itu adalah pesan yang diulangi oleh Menhan Ukraina Reznikov ketika dia datang ke Brussel untuk memamerkan saputangan yang dirancang dengan cetak biru jet tempur.

Tidak masalah bahwa pesawat yang dimaksud sebenarnya adalah Su-30 Rusia. Pesannya jelas, tapi sejauh ini tidak diindahkan. Masalah dengan penyediaan jet tetap sama - butuh waktu lama untuk melatih pilot untuk menggunakannya dan membutuhkan perawatan khusus yang memberatkan. Dan jika Rusia meluncurkan rudal dari wilayahnya sendiri, penggunaannya mungkin terbatas.

Itu sebabnya, setidaknya untuk saat ini, negara-negara NATO lebih memilih untuk berkonsentrasi pada proyektil, amunisi, senjata berat, pelatihan, dan rantai pasokan. Bantuan itu mereka yakini, mampu menahan Rusia yang memungkinkan melancarkan serangan balasan ke Ukraina di musim semi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement