Jumat 17 Feb 2023 05:06 WIB

Bukan Aliran Sesat, MUI Sebut Ritual Abah Ali di Cisoka Keliru

Ritual Abah Ali dinilai salah kaprah.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
 Bukan Aliran Sesat, MUI Sebut Ritual Abah Ali di Cisoka Keliru. Foto:  Logo MUI
Bukan Aliran Sesat, MUI Sebut Ritual Abah Ali di Cisoka Keliru. Foto: Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang menyatakan ritual yang dipimpin Abah Ali alias Aliyudin di Kampung Cibuluh, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten, bukanlah kegiatan aliran sesat. Kendati demikian, ritual ini dianggap meresahkan karena ada kekeliruan dalam melaksanakan syariat Islam.

"Pada dasarnya, setelah diinvestigasi, setelah dikaji, memang tidak ada hal yang masuk kriteria aliran sesat. Hanya memang salah kaprah di dalam melaksanakan ritual saja," kata Sekretaris MUI Kabupaten Tangerang Nur Alam, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga

Artinya, dia melanjutkan, tidak ada guru, tidak ada mursis dan salah dalam melaksanakan ritual saja. Kendati demikian, ia menegaskan MUI Kabupaten Tangerang bersama unsur Muspika Kecamatan Cisoka juga tengah melakukan pembinaan kepada kelompok Abah Ali. Sampai hari ini pengikutnya dari wilayah Balaraja dan Cisoka. 

"Kini (mereka) dalam tahap pembinaan MUI. Makanya sampai sekarang juga masih dipantau dan dibina," kata dia.

 Dalam penjelasannya, kelompok ritual keliru pimpinan Aliyudin juga telah mengaku salah dalam memahami ajaran agama Islam. Mereka berjanji tidak akan melakukan dan menyebarkan ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam.

 "Dan atas kekeliruannya itu juga mereka sudah mengakui kesalahannya dan mengakui kekeliruannya, dan sudah meminta maaf kepada masyarakat," ujarnya.

 Atas kejadian itu, MUI Kabupaten Tangerang, mengajak kepada masyarakat Kabupaten Tangerang, untuk membuka diri, meluruskan ajaran yang dinilai menyimpang dan menimbulkan keresahan.

 Sebelumnya, Masyarakat di Kampung Cibuluh, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten, dihebohkan dengan adanya kegiatan warga setempat yang diduga menyimpang dan viral. Oknum kelompok warga tersebut diduga melaksanakan ritual dengan membuka kuburan kosong yang dibangun di dalam rumahnya sendiri. Camat Cisoka Encep Sahayat membenarkan adanya ritual yang dilakukan warganya di wilayah kerjanya ini. Encep mengaku tahu masalah ini dari video yang beredar. Kemudian, pihaknya melakukan rapat koordinasi yang terdiri dari camat Cisoka, Danramil Cisoka, kapolsek Cisoka, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kecamatan Cisoka, kades Cibugel, tokoh agama, tokoh masyarakat dan dihadiri juga oleh yang bersangkutan Aliyudin yang merupakan pemilik tempat dan pimpinan ritual yang berada di dalam video tersebut.

 "Dari rapat hasil koordinasi tersebut dan setelah mendengarkan saran masukan dari beberapa tokoh agama antara lain ketua MUI Kecamatan Cisoka dan tokoh masyarakat serta 3 pilar yang hadir, dan Aliyudin melakukan klarifikasi dan menyadari bahwa kegiatannya tidak sesuai dengan kaidah islam. Kemudian, Aliyudin pun bersedia menghentikan kegiatan tersebut," kata Encep saat konferensi pers kepada para wartawan, Rabu (15/2/2023).

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement