Jumat 17 Feb 2023 02:40 WIB

Para Kiai Sepuh NU Kumpul di Tebuireng, Ada Apa?

Pesantren Tebuireng adalah pilihan yang tepat untuk kumpul pengurus NU.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Peziarah berdoa di depan makam Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di komplek Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jalan Irian Jaya, Kecamatan Ciwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022). Bersamaan dengan momen Hari Santri 2022, kawasan wisata religi ziarah makam Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid ramai dikunjungi peziarah serta wisatawan dari berbagai daerah. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Peziarah berdoa di depan makam Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di komplek Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jalan Irian Jaya, Kecamatan Ciwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022). Bersamaan dengan momen Hari Santri 2022, kawasan wisata religi ziarah makam Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid ramai dikunjungi peziarah serta wisatawan dari berbagai daerah. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para kiai sepuh berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur dalam rangka menghadiri acara Tasyakuran Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) dan Doa untuk Muassis-Masyayikh NU pada Kamis (16/2/2023) malam. Pertemuan terbatas ini digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ketua PBNU yang juga juru bicara acara ini, Alissa Qotrunnada Munawaroh atau yang biasa dipanggil Alissa Wahid mengatakan, perhelatan ini menjadi forum para kiai, khususnya yang berada dalam struktur jam'iyah NU. 

Baca Juga

"Jika beberapa waktu lalu (7 Februari 2023) adalah perayaan bagi jamaaah maka forum sekarang ini adalah forumnya jam'iyyah. Pesertanya sebagian besar para pengurus NU," ujar Alissa Wahid dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (16/2/2023) malam.

Dia menjelaskan, setidaknya ada tiga agenda utama dalam kesempatan ini. Pertama, mengirim doa untuk para muassis (pendiri) dan masyayikh (sesepuh) NU sebagai wujud terima kasih atas limpahan berkah satu abad organisasi ini. Kedua, syukuran ulang tahun NU yang ke-100. Ketiga, penyampaian harapan para kiai sepuh NU di abad kedua ini. 

Harapan-harapan tersebut akan dicatat dan menjadi acuan penting bagi PBNU dalam mengelola organisasi untuk masa khidmah 2022-2027. "PBNU akan menindaklanjuti, dengan memilah mana yang merupakan fundamen, mana yang masuk kategori strategi, dan mana yang mesti masuk menjadi bagian dari program prioritas NU ke depan," ucap putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

Terkait alasan tempat, Alissa menilai Pondok Pesantren Tebuireng adalah pilihan yang tepat. Di pesantren inilah, pendiri NU Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari dimakamkan persama para kiai sepuh lainnya. Tanpa mengurangi rasa takzim pada para pendiri NU di daerah lain, Tebuireng adalah simbol tentang semangat kembali ke akar. 

"Tebuireng adalah sentrumnya NU. Inilah tempat yang paling tepat," kata Alissa. 

Kegiatan tersebut dimulai dengan pembacaan tahlil dan istighotsah di area makam keluarga Tebuireng, tempat KH Muhammad Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid dikebumikan. Pembacaan dipimpin oleh KH Masduki Abdurrohman Al Hafiz dan KH Muhammad Idris Hamid. 

Menurut Alissa, ada sekitar 400 peserta, termasuk para kiai sepuh, yang merupakan jajaran mustasyar dan syuriyah PBNU dan PWNU se-Pulau Jawa. 

Sejumlah ulama yang hadir, di antaranya KH Nurul Huda Djazuli, KH Anwar Manshur, KH Anwar Iskandar, KH Ali Akbar Marbun, KH Cholil As'ad Syamsul Arifin, KH Abdullah Ubab Maimoen, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, dan Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori. KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) menyampaikan sambutan dan harapan secara daring melalui aplikasi Zoom.

Selain digelar di level pusat, peringatan Harlah Satu Abad NU juga semarak di tingkat kepengurusan wilayah dan cabang NU di berbagai daerah di Indonesia. "Jika ada peringatan-peringatan serupa, itu wajar karena memang PBNU mengimbau struktur NU di semua tingkatan untuk menyemarakkan momen satu abad NU. Bentuk kegiatannya pun beragam," tutupnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement