Jumat 17 Feb 2023 07:12 WIB

Sederet Artis Nyatakan Berhijrah dari Teuku Wisnu Hingga Aming, Apa Sebenarnya Hijrah?

Hijrah pada hakikatnya adalah meninggalkan yang dilarang Allah SWT

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi hijrah. Hijrah pada hakikatnya adalah meninggalkan yang dilarang Allah SWT
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi hijrah. Hijrah pada hakikatnya adalah meninggalkan yang dilarang Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Beberapa tokoh terkenal Indonesia memutuskan untuk berhijrah dari kehidupan keartisan mereka. Di antaranya adalah pasangan Arie Untung dan Fenita Arie, Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar, Irwansyah dan Zaskia Sungkar, kemudian baru-baru ini aktor dan komedian Aming dikabarkan berhijrah.

Lalu, apa sebenarnya arti dari hijrah itu sendiri? Dilansir dari Islam Online, Kamis (16/2/2023), hijrah berarti, secara harfiah, meninggalkan tanah air seseorang dan menetap di tempat lain.

Baca Juga

Untuk keadaan sekarang ini, orang-orang bermigrasi ke negara lain dengan tujuan mencari pekerjaan, pendidikan atau kesempatan menikah yang lebih baik. Namun, menurut standar Islam, cakupannya jauh lebih luas.

Dilansir dari Islam Story, alasan di balik langkah itu harus sesuai dengan Islam. Mencari penghidupan yang lebih baik untuk diri sendiri dan keluar memang merupakan tujuan yang besar dan sebenarnya dianjurkan dalam islam.

Tetapi tujuan hijrah menjadi lebih besar lagi jika seseorang meninggalkan tempat di mana dia dibatasi untuk menjalankan Islam atau ditekan ke dalam keyakinan dan kebiasaan yang merusak, kemudian pindah ke lingkungan baru yang lebih mendukung.

Dimensi lain tentang Hijrah terjadi diam-diam di dalam hati, dan akhirnya mencerminkan perilaku dan hubungan seseorang dengan seluruh dunia. Hijrah ini adalah jenis hijrah yang disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad SAW.

Yakni, hijrah “menjauh dari apa yang dilarang Allah SWT” tidak hanya secara fisik dengan berpindah tempat baru, tetapi juga secara spiritual dan etis, serta berjanji berjuang untuk tetap berada di jalan itu seumur hidup. Hal ini sebagaimana disebutkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda: 

 المسلمُ من سَلِمَ المسلمونَ من لسانهِ ويدهِ، والمهاجرُ من هجر ما نهى اللهُ عنه “Seorang Muslim itu adalah sosok yang umat Muslim selamat dari lisan dan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT.”  

Ini berarti memiliki pengetahuan dan kesadaran akan perintah dan larangan Tuhan dalam Alquran dan sunnah, menjadi cukup kuat untuk mengendalikan dorongan seseorang, menyadari dunia di sekitar kita, dan berusaha untuk naik derajat di sisi Allah SWT.

Caranya dengan terus bekerja menjadi pribadi yang lebih baik dan Muslim yang lebih baik. Inilah lima aspek  harus kita kerjakan untuk mencapai hijrah sebenarnya, yaitu sebagai berikut: 

1. Iman

Iman yang lemah adalah musuh pertama calon yang ingin berhijrah. Kita harus berusaha memperkuat iman kita untuk dapat menarik diri dari apa yang dilarang Allah SWT.

2. Pengetahuan

Musuh kedua di jalan hijrah adalah ketidaktahuan. Hanya dengan pengetahuan yang baik iman kita dapat melihat kita melalui cobaan dan ujian untuk tetap berada di jalan yang lurus. Pengetahuan ini tidak boleh terbatas pada informasi agama saja, tetapi juga harus mencakup ilmu dan seni modern, sejarah, filsafat, berita dunia, budaya lain, dan agama lain

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW

3. Ibadah

Ibadah tidak hanya membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan membekali kita dengan kekuatan, ketetapan hari, dan ketenangan yang esensial, tetapi juga pikiran bahwa kita hanyalah makhluk seperti ciptaan lainnya dan kita harus menjaga hubungan etis dengan alam semesta dan orang lain

Saat hijrah dari apa yang dilarang Allah SWT, kita harus memiliki tujuan baru untuk hijrah dan tujuan itu ditentukan oleh tingkat kedekatan kita dengan-Nya melalui ibadah

4. Nafsu

Mengontrol dorongan dan keinginan seseorang merugikan seberapa banyak kesuksesan dalam hidup ini yang dicapai seseorang sebagai seorang yang berhijrah kepada Allah SWT

5. Etika

Ketika Nabi mulai dengan menggambarkan seorang Muslim sebagai seseorang yang santun, dia sebenarnya mengingatkan kita bahwa Islam adalah kode etika praktis bukan hanya seperangkat konsep spiritual

Singkatnya, seorang yang mencapai hijrah yang sesungguhnya adalah seorang Muslim yang beretika, santun, dan saleh, serta itulah yang harus kita perjuangkan setiap hari dalam hidup kita. 

 

Sumber: islamonline, islamstory

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement