Jumat 17 Feb 2023 14:40 WIB

Agar Lebih Akurat, Google Tetap Andalkan Karyawan untuk Optimalkan Chatbot Bard

Google ingin meningkatkan akurasi Bard, dengan bantuan tenaga manusia alias karyawan

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Google ingin meningkatkan akurasi Bard, dengan bantuan tenaga manusia alias karyawan perusahaan/ilustrasi.
Foto: AP Photo/Michel Euler
Google ingin meningkatkan akurasi Bard, dengan bantuan tenaga manusia alias karyawan perusahaan/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google dikabarkan tetap akan mengandalkan tenaga manusia untuk meningkatkan akurasi chatbot Bard. Sebelumnya chatbot yang berbasis kecerdasan buatan (AI) tersebut melakukan kekeliruan dalam sebuah iklan video yang diunggah Google di Twitter.

Iklan tersebut menyebarkan informasi yang salah saat menyebut Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST). Chatbot menulis bahwa JWST mengambil gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya kita sendiri.

Baca Juga

Padahal itu adalah penangkapan gambar eksoplanet pertama kalinya dari Very Large Telescope milik European Southern. Sekarang, Google ingin meningkatkan akurasi Bard, dengan bantuan tenaga manusia alias karyawan perusahaan.

Wakil Presiden Google untuk pencarian, Prabhakar Raghavan, dilaporkan telah mengirim pesan elektronik ke anggota staf, untuk meminta mereka menulis ulang tanggapan Bard tentang topik yang diketahui dengan baik. “Chatbot belajar paling baik melalui contoh," kata Raghavan, seperti dikutip dari Engadget, Jumat (17/2/2023).

Dengan melatih chatbot untuk jawaban faktual akan membantu meningkatkan akurasinya. Raghavan juga menyertakan daftar "anjuran" dan "larangan" ketika harus memperbaiki tanggapan Bard, berdasarkan email yang dilaporkan oleh CNBC.

Tanggapan harus dalam sudut pandang orang pertama, tidak bersuara dan netral, serta harus memiliki nada yang sopan, santai, dan mudah didekati. Karyawan juga diinstruksikan untuk "menghindari asumsi berdasarkan ras, kebangsaan, jenis kelamin, usia, agama, orientasi seksual, ideologi politik, lokasi, atau kategori serupa.

Karyawan diminta untuk tidak mendeskripsikan Bard sebagai satu individu atau memiliki emosi. Karyawan diminta menghindari klaim bahwa Bard memiliki pengalaman seperti manusia. Selain itu, mereka diinstruksikan untuk menolak tanggapan apa pun yang mungkin diberikan oleh chatbot yang berisi "nasihat hukum, medis, keuangan" atau ujaran kebencian dan kasar.

Memo Raghavan muncul setelah CEO Google Sundar Pichai mengirim email kepada karyawan. Karyawan diminta menghabiskan beberapa jam setiap pekannya untuk menguji AI chatbot.

Karyawan Google dilaporkan mengkritik Pichai karena peluncuran Bard yang "terburu-buru" dan "gagal". CEO sekarang memberi staf kesempatan untuk "membantu membentuk (chatbot) dan berkontribusi" dengan menguji produk baru perusahaan. Dia juga mengingatkan tantang beberapa "produk Google yang paling sukses, bukanlah yang pertama dipasarkan".

Google justru mendapatkan momentum karena memecahkan kebutuhan pengguna yang penting dan dibangun di atas wawasan teknis yang mendalam.

Publik memang penasaran dengan tanggapan Google terhadap ChatGPT sejak chatbot milik OpenAI tersebut menggemparkan dunia akhir tahun lalu.

Teknologi yang didukung Microsoft telah mendapatkan popularitas luar biasa selama beberapa bulan terakhir, dan cukup untuk mengguncang Alphabet maupun para investornya. Google mencoba meredakan kekhawatiran investor selama panggilan pendapatan triwulanannya pada awal Februari. Google mengungkapkan rancangan chatbotnya sendiri dan juga berkaitan persaingan dengan Bing generasi berikutnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement