REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan nilai transaksi uang elektronik pada Januari 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai transaksi uang elektronik pada periode tersebut tumbuh 26,08 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022.
"Nilai transaksi uang elektronik Januari 2023 mencapai Rp 36,57 triliun," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2023).
Sementara, nilai transaksi digital banking juga tercatat meningkat 27,96 persen pada Januari 2023 dibandingkan periode yang sama pada 2022 menjadi Rp 4.900,6 triliun. Lalu, untuk nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit naik 5,42 persen menjadi Rp 689,09 triliun.
Perry menegaskan, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat dalam mendorong kegiatan ekonomi. "Perkembangan ini ditopang oleh semakin luasnya ekonomi digital dan mudahnya sistem pembayaran digital serta pesatnya digital banking," ujar Perry.
Perry memastikan, BI akan terus menjaga stabilitas dan meningkatkan efisiensi transaksi pembayaran cross border. Hal itu dilakukan melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.
BI mencatat, jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Januari 2023 meningkat 5,07 persen secara tahunan mencapai Rp 930,05 triliun. "Bank Indonesia memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI," kata Perry menjelaskan.