Polisi Gelar Rekonstruksi Penganiayaan di Titik Nol Yogyakarta
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Proses rekonstruksi penganiayaan di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta yang digelar oleh Sat Reskrim Polresta Yogyakarta di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Jumat (17/2/2023). | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) Polresta Yogyakarta menggelar rekonstruksi penganiayaan yang terjadi di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Jumat (17/2/2023).
Rekonstruksi digelar di tiga titik, yakni di Jalan Kleringan, Jalan Malioboro dan di Titik Nol Kilometer. Setidaknya, ada 15 adegan yang dilakukan dalam rekonstruksi tersebut.
"Pagi ini dari Satreskrim Polresta melakukan rekonstruksi di Titik Nol terkait kejadian awal bulan (Februari) kemarin. Ada 15 adegan dengan beberapa poin di situ, diduga pelaku juga telah melakukan adegan dengan apa yang disampaikan saat pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archye Nevadha di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Jumat.
Saat rekonstruksi dilakukan, ada beberapa adegan yang dilakukan tersangka, seperti pemukulan oleh tersangka yang dilakukan kepada korban. Kejadian tersebut terjadi pada 7 Februari 2023 lalu.
Di titik pertama, rekonstruksi dilakukan di Jalan Kleringan. Di TKP tersebut, merupakan kejadian awal saat rombongan korban melewati Tugu Pal Putih ke arah Titik Nol Kilometer.
"Saat di Jalan Kleringan tersebut, untuk rombongan korban memang sempat memacu kendaraannya dengan kencang, sebelum akhirnya bertemu dengan diduga pelaku di Jalan Malioboro," kata Archye menambahkan.
Di TKP kedua yakni di Jalan Malioboro, tersangka mencoba memepet motor korban. Setelah dari Jalan Malioboro, tersangka dan korban bertemu di Titik Nol dan terjadi penganiayaan di kawasan tersebut.
"Adegan kedua di Jalan Malioboro tersebut untuk diduga pelaku mencoba memepet rombongan korban, dan akhirnya bertemu di TKP Titik Nol. Jadi ada tiga TKP rekonstruksi, pertama di Jalan Kleringan, kedua di Jalan Malioboro dan ketiga di Titik Nol," jelasnya.
Terkait dengan adegan pemukulan, merupakan kejadian pertama. Archye menyebut, kejadian bermula dari saat tersangka yang merupakan anak berhadapan dengan hukum datang sendiri ke TKP.
"Kemudian karena dia merasa terpepet, kemudian pulang mengambil knock dan memanggil teman-temannya, itu TKP di Titik Nol juga. Karena dia merasa kepepet, akhirnya di pulang memanggil teman-temannya yang saat itu sedang minum, dan ada yang membawa sajam (senjata tajam) salah satunya," terangnya.
Archye menyebut, ada beberapa poin yang ditambah dalam adegan yang dilakukan saat rekonstruksi. "Ada sedikit tambahan adegan dalam proses rekonstruksi tersebut. Dan tadi juga sudah disetujui, diduga pelaku pada saat diduga pelaku memukul korban dan korban menangkis atau bertahan dalam pukulan yang dilakukan diduga pelaku tersebut," ujarnya.
"Total adegan tetap 15 adegan dengan tambahan beberapa poin di masing-masing adegan tersebut," tambah Archye.
Ada enam tersangka penganiayaan di Titik Nol Kilometer yang sudah diamankan kepolisian. Keenam tersangka berinisial GN (17) yang merupakan pelajar, NK (20) driver ojek online, FN (28) karyawan swasta, YG (33) karyawan swasta, LT (23) supir, TR (27) driver ojek online.
Namun, saat proses rekonstruksi, ada satu tersangka yang digantikan oleh peran pengganti. Satu tersangka tersebut berinisial GN, yang merupakan anak berhadapan dengan hukum.
"Untuk peran pengganti hanya anak yang berhadapan dengan hukum karena masih dalam pemeriksaan," katanya.