Jumat 17 Feb 2023 17:20 WIB

Zelensky Bantah Ada Kesepakatan Wilayah Ukraina untuk Putin

Zelenskyy mengulangi seruannya untuk lebih banyak bantuan militer dari Barat.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah membantah adanya kesepakatan dan mengesampingkan penyerahan salah satu wilayah negaranya dalam kesepakatan damai yang potensial terjadi dengan Rusia.
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah membantah adanya kesepakatan dan mengesampingkan penyerahan salah satu wilayah negaranya dalam kesepakatan damai yang potensial terjadi dengan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah membantah adanya kesepakatan dan mengesampingkan penyerahan salah satu wilayah negaranya dalam kesepakatan damai yang potensial terjadi dengan Rusia.

Hal itu Zelensky tegaskan dalam sebuah wawancara dengan BBC dalam rangka menandai satu tahun perjalanan invasi skala penuh Rusia ke wilayah Ukraina. Dalam kesempatan itu, Zelensky memperingatkan bahwa mengakui tanah Ukraina, berarti Rusia dapat terus kembali menginvasi wilayahnya.

Baca Juga

Sementara Zelensky hanya yakin hanya pasokan senjata Barat yang akan membawa perdamaian lebih dekat. Dia juga mengatakan serangan musim semi yang dulu sempat diprediksi, kini telah dimulai. "Serangan Rusia sudah terjadi dari beberapa arah," katanya.

Namun, Zelensky yakin pasukan Ukraina dapat terus melawan Rusia sampai mereka dapat melancarkan serangan balasan. Meskipun dia mengulangi seruannya untuk lebih banyak bantuan militer dari Barat.

“Tentu saja, senjata modern mempercepat perdamaian. Senjata adalah satu-satunya bahasa yang hanya dipahami Rusia,” kata Zelensky, dilansir dari BBC, Kamis (16/2/2023).

Sebelumnya Zelensky telah bertemu dengan para pemimpin Uni Eropa dan Inggris pekan lalu, dalam upaya untuk meningkatkan dukungan internasional dan meminta bantuan pasokan senjata modern untuk mempertahankan negaranya. Namun ketika presiden Ukraina meminta jet tempur modern, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan tidak ada yang tidak mungkin.

Tapi Kiev menjadi semakin frustrasi dengan kecepatan kedatangan senjata Barat, yang disebut cukup lamban. Pengiriman tank tempur - yang dijanjikan bulan lalu oleh sejumlah negara Barat, termasuk Jerman, AS, dan Inggris - diperkirakan masih beberapa minggu lagi untuk tiba di medan perang.

Presiden Zelensky juga membahas ancaman pemimpin Belarus Alexander Lukashenko untuk berperang bersama pasukan Rusia dari wilayahnya jika seorang tentara Ukraina melintasi perbatasan. "Saya harap (Belarusia) tidak akan bergabung (perang)," katanya.

"Jika itu terjadi, kami akan bertarung dan kami akan bertahan hidup," tambahnya.

Presiden Belarusia telah mengizinkan Rusia menggunakan wilayah Belarusia sebagai pos serangan ke Ukraina, dan Zelensky mengatakan itu akan menjadi kesalahan besar, tambahnya.

Pasukan Rusia melancarkan sebagian dari invasi besar-besaran mereka dari Belarusia 12 bulan lalu. Mereka melaju ke selatan menuju ibu kota Ukraina Kiev, tetapi dapat dilawan dan dipaksa mundur dalam beberapa minggu, setelah pasukan Rusia juga banyak yang menjadi korban.

Ketika ditanya apakah dia terkejut dengan taktik Rusia dalam perang, Zelensky menggambarkannya sebagai "sesuatu yang tidak berharga". "Cara mereka menghancurkan segalanya. Jika tentara mereka menerima [dan melaksanakan] perintah itu, itu berarti mereka memiliki nilai yang sama."

Data Ukraina yang dirilis pekan ini menunjukkan bahwa pasukan Rusia di Ukraina tewas dalam jumlah yang lebih besar bulan ini. Jumlah ini dari sejak awal minggu pertama invasi Rusia. Walaupun Ukraina mengakui, angka tersebut tidak dapat diverifikasi, tetapi Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan tren tersebut "kemungkinan besar akurat".

"Hari ini, kelangsungan hidup kita adalah persatuan kita," kata Zelensky tentang bagaimana menurutnya perang akan berakhir. "Saya percaya Ukraina berjuang untuk kelangsungan hidupnya." Negaranya bergerak menuju Eropa secara ekonomi, juga melalui nilai-nilai kehidupannya, katanya.

"Kami memilih jalan ini. Kami menginginkan jaminan keamanan. Kompromi teritorial apa pun akan membuat kami semakin lemah sebagai sebuah negara. Ini bukan tentang kompromi itu sendiri. Mengapa kita takut akan hal itu? Kita memiliki jutaan kompromi dalam hidup setiap hari," papar Zelensky.

Terkait dengan adanya kesepakatan. Zelensky menampiknya. "Pertanyaannya adalah dengan siapa? Dengan Putin? Tidak. Karena tidak ada kepercayaan. Berdialog dengannya? Tidak. Karena tidak ada kepercayaan." 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement